Mengenal Indonesia

tradisi ekstrem papua

Budaya Ikipalin, Budaya Ekstrem dari Papua yang Penuh Makna

Share this :

BUDAYA EKSTREM DARI PAPUA — Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki beragam suku bangsa dan kebudayaan yang unik. Kebudayaan tiap daerah berbeda-beda dan memiliki keunikannya masing-masing bagi suku bangsa lainnya. Kebudayaan yang tumbuh dalam suatu masyarakat biasanya diwariskan oleh nenek moyang ke anak cucu mereka. Ada kebudayaan yang masih dipertahankan untuk tetap lestari dan ada pula kebudayaan yang sudah ditinggalkan. Suatu suku meninggalkan kebudayaan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti karena bertentangan dengan nilai moral dan agama yang dianut dan canggihnya teknologi. Di era saat ini, teknologi memang menjadi salah satu tantangan terbesar bagi sebagian suku bangsa untuk mempertahankan budaya yang diwarisi nenek moyang mereka.

         Teknologi memang menjadi sebuah tantangan bagi suatu suku bangsa, namun tidak untuk Suku Dani. Dilansir dari lontar.id, Suku Dani, yang berkedudukan di Wilayah Lembah Baliem di Pegunungan Tengah Papua dan tersebar di Kabupaten Jayawijaya serta Kabupaten Puncak Jaya masih meneruskan tradisi ekstrem yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.

BACA JUGA : PENGUASAAN PT FREEPORT PAPUA ANTARA PEMERINTAH INDONESIA

         Salah satu budaya yang masih dilestarikan Suku Dani adalah Ikipalin, yaitu tradisi pemotongan jari bagi keluarga yang ditinggalkan. Bagi penduduk yang berasal dari luar Suku Dani, mungkin budaya ini dapat dianggap ekstrem, saya sebagai penduduk Jawa pun merasa seperti itu. Namun, di balik hal itu, tersimpan makna tersirat yang begitu dalam. Budaya Ikipalin adalah satu-satunya budaya potong jari yang ada di Indonesia. Hingga saat ini, tidak ada suku lain yang mempunyai budaya potong jari serupa dengan ikipalin.

         Tradisi ini merupakan salah satu tradisi yang menurut saya cukup unik, di mana seseorang memotong salah satu atau bahkan keempat jarinya untuk mengekspresikan kesedihannya ketika ditinggalkan seseorang yang mereka sayangi. Dan setelah itu mereka harus melanjutkan kehidupan mereka dengan jari-jari yang sudah terpotong. Cukup unik karena di masa yang sudah serba teknologi dan agama-agama sudah masuk, namun tradisi ini masih dipertahankan, meskipun perlahan sudah mulai hilang, yang mana kedua hal tersebut merupakan tantangan terbesar untuk mempertahankan tradisi-tradisi asli Indonesia.

Potong Jari sebagai Simbol Duka bagi Suku Dani, Papua

         Tradisi potong jari yang hingga saat ini masih dilakukan oleh Suku Dani adalah sebagai bentuk ungkapan kesedihan dan kedukaan yang mendalam. Ditinggalkan oleh seseorang yang dikasihi menimbulkan rasa sedih dan kehilangan yang mendalam, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan rasa sedih dan duka itu, bahkan tidak jarang luka itu masih membekas di hati hingga akhir hayat.

         Dikutip dari Jurnal Holistik berjudul Kebudayaan Potong Jari sebagai Simbol Duka Suku Moni di Desa Ugidimi Distrik Bibida Kabupaten Paniai Provinsi Papua yang ditulis oleh Amatus Zonggonau, hubungan kekerabatan merupakan salah satu aspek terpenting dalam tatanan masyarakat dan tradisi potong jari termasuk ke dalam aspek kekerabatan tersebut. Tradisi potong jari dianggap sebagai simbol kerukunan, kebersatuan, dan kekuatan dalam diri manusia ataupun keluarga.

BACA JUGA : MENENGOK IKAN COELACANTH, IKAN PURBA DI PERAIRAN SULAWESI

         Tradisi ikipalin biasanya dilakukan oleh wanita-wanita di Suku Dani, namun terkadang pria juga melakukan tradisi ini sebagai simbol kesedihan. Bagi mereka, kebersamaan sangatlah penting sehingga mereka akan memotong jarinya ketika ada seorang anggota keluarganya yang meninggal dunia. Bagi penduduk di sana, menangis saja tidak cukup untuk melambangkan kesedihannya. Sehingga mereka memotong jari mereka, karena rasa sakit dari memotong jari mewakili rasa sakit dari kehilangan orang tersayang mereka. Ketika jari mereka sudah sembuh, maka rasa sakit karena kehilangan pun juga sudah hilang.

         Dilansir dari nationalgeographic.grid.id, bagian tubuh tersebut (re: jari), merupakan salah satu simbol kebersamaan dalam sebuah keluarga, satu rumah, satu suku, satu nenek moyang, satu bahasa, satu sejarah, dan satu asal-usul atau dalam bahasa Papua disebut dengan “Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik.”

BACA JUGA : MENGENAL ULOS BATAK DAN FILOSOFI

Aturan Pemotongan Jari dalam Tradisi Ikipalin

         Dalam tradisi ini, tidak ada aturan khusus mengenai perangkat yang digunakan. Mereka dibolehkan menggunakan perangkat apapun asalkan jarinya dapat terpotong. Bisa menggunakan peralatan sederhana seperti kapak terbuat dari batu keras dan tumpul juga dengan bambu runcing dapat digunakan, meski saat memotong rasa sakitnya luar biasa.

         Jika tidak ada peralatan seperti yang sudah disebutkan di atas, mereka menggunakan cara yang sangat ekstrem yaitu dengan mengigit jarinya sendiri hingga putus. Darah yang keluar dari jari mereka kemudian diobati dengan obat-obatan tradisional untuk menghentikan aliran darah yang keluar. Ada pula yang mengikat jarinya sehingga darahnya tidak mengalir keluar, setelah beberapa hari kemudian barulah dipotong jarinya.

         Jadi, begitu teman-teman! Unik sekali, ya, budaya yang ada di Indonesia ini? Memang sih, budaya ikipalin ini terdengar dan terlihat mengerikan dan ekstrem bagi kebanyakan orang. Namun, budaya ini merupakan warisan nenek moyang dan salah satu kekayaan budaya Indonesia. 

Bibliography

Nesa Alicia. “Iki Palek, Tradisi Potong Jari sebagai Tanda Kehilangan dan Kesetiaan”. https://www.google.com/amp/s/nationalgeographic.grid.id/amp/13946164/iki-palek-tradisi-potong-jari-sebagai-tanda-kehilangan-dan-kesetiaan

Ruslan. 2019. “Suku Dani Papua dan Tradisi Potong Jari”. https://lontar.id/suku-dani-papua-dan-tradisi-potong-jari

Zonggonau, Amatus. KEBUDAYAAN POTONG JARI SEBAGAI SIMBOL DUKA SUKU MONI DI DESA UGIDIMI DISTRIK BIBIDA KABUPATEN PANIAI PROVINSI PAPUA. Holistik. Tahun X No. 19. 2017

Share this :

1 thought on “Budaya Ikipalin, Budaya Ekstrem dari Papua yang Penuh Makna”

  1. Pingback: Tan Malaka: Merombak Logika Mistika Masyarakat Indonesia - Ziliun

Leave a Comment