Mengenal Indonesia

Kain Tenun Ulos Batak

MENGENAL ULOS BATAK DAN FILOSOFI

Share this :

Sumber Foto : indonesia.go.id

Indonesia kaya akan budaya dan tradisi, termasuk pakaian budayanya. Salah satu ciri khas dari Batak adalah ulos. Siapa sih yang tidak mengenal ulos? Ulos merupakan jati diri orang Batak. Ulos juga sering digunakan untuk acara-acara adat Batak dan upacara sakral termasuk pernikahan hingga kematian. Ulos adalah kain tenun khas Batak dengan bentuk selendang. Benda sakral ini memiliki arti yang sangat dalam Ketika memakainya.

Ulos merupakan mahakarya Indonesia yang berasal dari salah satu peradaban tertua di Asia sejak 4.000 tahun lalu, yaitu kebudayaan Batak. Ulos bahkan telah ada jauh sebelum bangsa eropa mengenal tekstil. Tiap motif,pilihan warna, jenis, hingga cara pemakaian dan pemberian ulos semua punya makna tersendiri.

Secara harfiah ulos berarti selimut yang menghangatkan tubuh. Tetapi, dalam budaya Batak ini tidak hanya menjadi penghangat tubuh saja tapi benda sakral ini merupakan simbol restu,kasih sayang dan persatuan. Dulunya nenek moyang suku Batak adalah orang gunung. Mereka mengaggap ulos paling nyaman, praktis, dan aman bagi kehidupan sehari hari, untuk menghangatkan tubuh dan melindungi dari dingin , ketimbang matahari dan api.

Seiring berjalannya waktu, ulos menjadi kebutuhan primer dan semakin penting, terlebih ketika tetua adat menggunakan pada pertemuan adat resmi. Mengingat tingginya nilai ulos bagi kehidupan, akhirnya dibuatlah aturan adat yang mengawali filosofi ulos ini. Namanya ritual mangulosi atau memberikan ulos. Didalam aturan ritual adat ini, seseorang hanya boleh mangulosi mereka yang menurut silsilah keturunan dibawah. Misalnya orang tua kepada anak tapi tidak dengan sebaliknya.

Jenis ulos juga beragam sesuai dengan acara adat yang dilaksanakan. Ulos tidak boleh sembarang dipakai. Pemakaian ulos harus sesuai kapan digunakan,disampaikan kepada siapa, dalam acara apa dan fungsi nya tidak bisa bertukar karena setiap ulos bermakna tersendiri.

Salah satu jenis nya ialah ulos ragidup sebagai simbol kehidupan yang paling tinggi derajatnya dan tidak bisa dipakai sembarang orang. Untuk yang biasa dipakai diacara pernikahan ialah ulos ragihotang yang bermakna doa. Pada dasarnya warna ulos itu ada tiga “yaitu warna hitam,putih dan merah. Ketiga warna ini merupakan ragi kehidupan. Merah artinya keberanian, hitam artinya kepemimpinan dan putih artinya  kesucian. Diluar ketiga warna ini disebut dengan nama sekka- sekka” ujar monang naipospos, pegiat budaya Batak dikutip dari tribun Medan.

Satu helai kain tenun ulos ini dijual dengan kisaran harga yang berbeda beda sesuai dengan kualitas dan fugsi dari ulos tersebut. Kualitas dengan benang biasa harga nya berkisar Rp300.000 – Rp500.000. atau dari benang sutra yang mencapai harga Rp5 juta.

Jadi, itulah filosofi ulos yang masih banyak tidak diketahui masyarakat. Banyak budaya yang kita kenal secara garis besar saja tapi tidak tau makna dari budaya tersebut. Sebagai anak muda kita harus mengenal budaya tradisional seluruh nusantara agar nantinya bisa mengenalkan budaya tersebut ke wilayah internasional.

Share this :

Leave a Comment