Mengenal Indonesia

Ngalam Swante Sayang (Malang)

Share this :

Banyak orang mengenal Kota Malang hanya sebagai kota wisata, dengan makanan khasnya yaitu bakso dan Aremania sebagai pendukung kesebelasan Arema. Padahal banyak hal yang dapat kita ketahui tentang kota Malang, Kota yang kental dengan cerita sejarah, sumber daya alamnya, kebudayaan dan tarian khas Kota Malang.

Kota ini merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, terletak di dataran tinggi dengan ketinggian  antara 440—667 meter di atas permukaan air laut. Sumber daya alamnya sungguh mempesona. Kota Malang dikelilingi oleh beberapa gunung yaitu Gunung Arjuno di sebelah utara, Gunung Semeru di sebelah timur, Gunung Kawi dan Gunung Panderman di sebelah barat, dan  Gunung Kelud di sebelah selatan. Dengan kondisi geografis seperti ini  membuat suhu udara di Kota Malang sejuk dan dingin.

Kota Malang merupakan kota  yang terkenal erat dengan sejarah Kerajaan Kanjuruhan. Munculnya Kerajaan Kanjuruhan tersebut, oleh para ahli sejarah dipandang sebagai tonggak awal pertumbuhan pusat pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 abad berselang, telah berkembang menjadi Kota Malang. Oleh karena itu, kerajaan tersebut dianggap sebagai cikal bakal kota ini.

Di sisi lain, Kota Malang juga terkenal dengan seni wayang topeng. Topeng ini muncul pada masa pemerintahan Raja Gajayana sekitar abad ke-8 Masehi. Seni wayang topeng ini dimaksudkan sebagai sandiwara atau tontonan hiburan bagi sang raja dan rakyatnya. Budaya ini merupakan hasil asimilasi antara budaya India dan Jawa-Kanjuruhan. Cerita yang sering dikisahkan dalam wayang topeng ini biasanya adalah cerita pewayangan India, seperti Ramayana dan Mahabarata, menariknya lagi kebudayaan ini terkadang ada hubungannya dengan religi hingga membuatnya sebagai pertunjukan yang sakral pada masa itu.

Adapun maksud lain dari pemakaian topeng ini adalah untuk mendukung fleksibilitas penari sehingga tidak perlu menggunakan riasan yang pada jaman dulu memang sulit untuk dilakukan. Saat ini budaya Topeng Malangan sering dijadikan pertunjukan tarian di acara tententu.

Selain budaya Topeng Malangan yang masih di lestarikan, budaya membatik juga tetap di pertahankan. Hal ini terbukti dengan munculnya Batik Tulis Celaket. Batik Celaket merupakan batik dengan ciri khas Malangan, corak yang berani seperti kepala singa sebagai motif yang menonjol ,dan warna-warna yang berani.

Wilayah bagian Kota Malang memiliki ciri khas ter-endiri sehingga memiliki kecocokan khusus dalam berbagai aktivitas. Bagian selatan Kota Malang merupakan dataran tinggi yang cukup luas sehingga cocok untuk industri, bagian utara merupakan dataran tinggi yang subur sehingga cocok untuk pertanian, bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang subur, dan bagian barat merupakan dataran tinggi yang amat luas dan kini menjadi daerah pendidikan.

Berbagai hasil perkebunan dan pertanian melimpah dari Kota Malang, salah satu hasil panen yang paling unggul dan terkenal adalah kentang dari desa Ngadas Poncokusumo. Beberapa orang menyebutkan sebagai “Mutiara terpendam Malang”. Kentang yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih besar dari pada kentang pada umumnya dipasaran. Selain kentang hasil olahan lain yang menjadi ciri khas Kota Malang adalah tempe.

Menurut Dr. Jonathan Agranoff, MD., MSC, Dokter ahli asal Inggris yang sudah sejak tahun 80-an berkecimpung dalam dunia pertempean untuk meneliti seluk beluk tempe menyebutkan bahwa tempe Malang merupakan tempe dengan kualitas terbaik di seluruh dunia, karena memang secara kualitas bisa dibilang lebih unggul dari tempe-tempe produksi kota-kota lainnya. Tempe Malang memiliki tekstur kedelai lebih padat, sehingga tidak mudah terputus atau hancur ketika diiris tipis-tipis.

Sebutan Arema (Arek Malang) bukan hanya sekedar untuk tim sepak bola asli Malang ataupun untuk sebutan anak muda asli Malang. Ada makna tersendiri dari penamaan Arema. Disadur dari sebuah legenda Malang. Kidung Harsawijaya yang pertama mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singhasari diperintah Raja Kertanegara. Patih Kebo Arema adalah seorang pemberani yang mempunyai keahlian dalam melakukan lobi ke berbagai kalangan. Dengan keahlian tersebut, akhirnya ia diangkat sebagai penasihat raja. Sifatnya yang pemberani dan egalitar sangat cocok dan sesuai dengan karakteristik sifat masyarakat Malang, sehingga menginspirasi untuk menyebutkan Arema sebagai Arek Malang.

Dialek khas Kota Malang disebut juga dengan Osob Kiwalan (Boso Walikan), yaitu cara pengucapan kata secara terbalik, misalnya Malang menjadi ngalam, makan menjadi nakam. Gaya bahasa masyarakat Malang terkenal egaliter dan blak-blakan yang menunjukkan sikap masyarakatnya yang tegas, lugas, dan tidak mengenal basa-basi. Menurut masyarakat, awal adanya bahasa khas ini adalah para pejuang yang ingin perbincangannya tidak dapat dimengerti oleh penjajah, dan sampai saat ini masih banyak dalam komunitas keluarga menggunakan bahasa ini dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun masyarakatnya identik dengan sifat yang keras, namun toleransi antar agamanya di Kota Malang begitu tinggi. Keberadaan Masjid Jami dan Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel di Kota Malang menarik. Dua tempat ibadah itu bersebelahan dan seolah menjadi simbol toleransi masyarakat di Kota Malang.

Malang juga menjadi pusat pendidikan keagamaan karena Malang memiliki banyak pesantren, yang terkenal ialah Pondok Pesantren Al Hikam pimpinan KH. Hasyim Muzadi. Ada pula pusat pendidikan Kristen berupa Seminari Alkitab yang sudah terkenal di seluruh Nusantara, salah satunya adalah Seminari Alkitab Asia Tenggara yang berdiri di Malang pada 1954.

Kota Malang di cap sebagai kota pendidikan karena memiliki berbagai perguruan tinggi terbaik seperti Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim dan masih banyak lainnya. Sebagai kota pendidikan, Malang juga menjadi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia.

Share this :

Leave a Comment