Ullen Sentalu adalah museum swasta yang dibangun oleh keluarga Haryono di bawah Yayasan Ulating Blencong. Ullen Sentalu berasal dari kata Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku yang memiliki arti Pelita Kehidupan Umat Manusia. Museum ini menyimpan berbagai koleksi dan peninggalan budaya bangsawan Jawa pada masa kerajaan Mataram. Konsep dari museum ini adalah perpaduan antara gothic Eropa abad pertengahan dan Jawa yang berpadu dengan alam , taman, dan pahatan. Museum ini sangat cocok dijadikan tempat kunjungan wisata di akhir pekan.
Saat mengunjungi museum Ullen Sentalu, pengunjung tidak diizinkan untuk menjelajahi ruangan museum sendirian. Namun, pengunjung akan dibuat berkelompok yang akan dipandu oleh pemandu khusus dari museum ini. Pemandu akan menjelaskan sejarah mengenai benda dan karakter keraton Yogyakarta dan Solo, sambil berpindah-pindah ke ruangan lain. Pengunjung tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk pemandu khusus, hal ini dikarenakan sudah include tiket pengunjung.
Ruang Koleksi Museum Ullen Sentalu dibagi dalam beberapa ruang, yaitu yang pertama Ruang Selamat Datang atau yang biasa disebut dengan ruang tamu. Ruang ini merupakan area untuk melakukan penyambutan pengunjung museum Ullen Sentalu. Kemudian terdapat Ruang Seni dan Gamelan yang menyimpan seperangkat koleksi gamelan dari abad ke abad. Ruangan ini merupakan ruangan untuk menyimpan seperangkat gamelan yang merupakan hadiah hibah dari seorang pangeran Kasultanan Yogyakarta. Ruang ketiga adalah Guwa Sela Giri yang menjadi ruang untuk memamerkan lukisan tokoh kunci yang mewakili empat kerajaan Dinasti Mataram dan terletak di ruang bawah tanah. Sehingga, suasana keraton akan menyambut kedatangan pengunjung.
Selanjutnya ruangan Kampung Kambang, yang merupakan bangunan unik yang dibangun di atas air dan menampilkan koleksi batik, syair, hingga album hidup GRay. Ruangan ini juga disebut dengan Ruang Syair (Balai Sekar Kedaton). Pada ruangan ini terdapat syair-syair yang ditulis oleh para kerabat dan teman-teman GRAy Koes Sapariyam (Tineke) pada tahun 1939-1947 yang ditampilkan dalam ruangan ini. Dimana kisah cintanya tidak direstui orang tuanya dan para kerabat serta sahabatnya banyak mengirim surat penyemangat untuknya. Namun pada akhirnya, Putri Tineke melepas status ningratnya untuk mengejar cinta. Perjuangan ini diabadikan dalam bentuk surat dalam ruangan ini.
Baca Juga : Waste Management untuk Pantai Bali Bebas Sampah
Dan yang terakhir adalah Ruang Sasana Sekar Bawana dan Koridor Retja Landa yang merupakan museum outdoor yang memamerkan patung-patung Dewa dan Dewi dari abad ke-8 dan ke-9. Ruangan ini khusus dipersembahkan untuk permaisuri Sunan Paku Buwana X. Terdapat juga ruang Batik Vorstenlanden, ruangan ini banyak menyimpan koleksi batik di dalamnya. Kemudian, ruang Batik Pesisiran, hampir sama dengan Ruang Batik Vorstenlanden yang juga menyimpan koleksi batik. Pemandu akan menjelaskan masing-masing batik ini, seperti jenis dan kegunaan masing-masing batik tersebut.
Ruang Putri Dambaan, dalam ruangan ini menampilkan koleksi foto pribadi putri tunggal dari Mangkunegara VII, yaitu putri Gusti Nurul dari foto dirinya kecil hingga menikah. Semasa hidupnya, Gusti Nurul ini dikenal sebagai seorang putri yang berasal dari bangsawan Jawa dan anti poligami, ia juga cerdas dan sangat lihai dalam menari. Putri Gusti Nurul pernah menari di Belanda pada tahun 1937 dalam pernikahan putri Juliana. Gusti Nurul juga hendak dipersunting oleh empat tokoh terkenal yang berasal dari Indonesia, yaitu Soekarno, Sultan Hamengkubuwono IX, Sutan Sjahrir dan Kolonel GPH Djatikusumo. Namun seluruhnya ditolak oleh Gusti Nurul dan ia memilih untuk menikah dengan seorang tentara pada saat itu.
Sasana Sekar Bawana, merupakan ruangan yang berisi beberapa lukisan para raja Mataram. Pada akhir tur wisata museum Ullen Sentalu, pengunjung akan ditawari jamu yang disebut sebagai jamu “Ratu Mas” oleh pemandu khusus, ramuan jamu ini dibuat dari resep rahasia tujuh ramuan herbal dan langsung dibuat oleh permaisuri ke Sultan Pakubuwono X pada masa itu. Sehingga, minuman herbal ini menjanjikan ketampanan dan kecantikan bagi seseorang.
Ullen Sentalu menjadi jendela untuk membuka seni dan peradaban, serta budaya daerah Jawa. Museum ini juga menjadi jembatan bagi komunikasi kaum generasi muda agar dapat melek pada warisan budaya Indonesia. Ullen Sentalu yang memperkenalkan peradaban dan budaya kerajaan Yogyakarta dan Solo memiliki bentuk seperti rumah gotik yang tropis. Sehingga, di akhir sesi pengunjung dapat berfoto di tengah halaman dengan patung dan suasana hijau. Sehingga, tidak heran jika museum Ullen Sentalu mampu menarik wisatawan hingga dari mancanegara.
Tiket Masuk Museum Ullen Sentalu : Pengunjung domestik
- Dewasa: Rp 50.000, anak-anak (5-16 th): Rp 15.000
- Pengunjung mancanegara : Dewasa: Rp 100.000, anak-anak (5-16): Rp 30.000
Jam Buka :
- Selasa – Jumat: 08.30 – 16.00 WIB
- Sabtu – Minggu: 08.30 – 17.00 WIB
Pingback: Kecenya Wisata Alam Malang! Paradise Pantai dan Air Terjun
Pingback: 6 Tempat Wisata Jogja: Selain Malioboro yang Fotogenik!