Waste Management untuk Pantai Bali Bebas Sampah

Share this :

Waste management untuk pantai Bali bebas sampah sudah dibahas oleh Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia 2014, Dino Patti Djalal menyatakan bahwa, sampah di pantai Bali merupakan suatu fenomena yang buruk sekali. Pernyataan itu disampaikan dalam postingan akun instagram pribadinya @dinopattidjalal. Sampah plastik yang bertebaran dimana-mana membuat wisatawan yang sedang melakukan surfing dan berenang merasa terganggu oleh pemandangan tersebut. Bali yang terkenal akan keindahan pantainya, justru memperlihatkan sampah kantong plastik dan sampah bekas air minum kemasan yang berada di sepanjang bibir pantai.

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Kabupaten Badung I, Wayan Puja fenomena penumpukan sampah terutama yang terjadi di Pantai Kuta dan Pantai Legian merupakan masalah tahunan Bali. Sampah-sampah yang bertebaran di sepanjang bibir pantai berasal dari pemukiman yang waste management-nya tidak baik, terutama saat musim penghujan. Dimana sampah dari pemukiman akan terbawa aliran sungai dan masuk ke kawasan Pantai Kuta dan Pantai Legian. Hal ini juga diperparah saat terjadinya pandemi Covid-19 di Indonesia.

Pandemi Covid-19 menyebabkan resor-resor di sekitar pantai harus mengurangi jumlah karyawan. Hal ini dikarenakan sepinya pengunjung yang menyebabkan resor-resor tidak mampu untuk membayar petugas kebersihan untuk mengumpulkan dan membuang sampah-sampah plastik. Pemerintah bahkan mengirim relawan dan truk pengangkut sampah untuk membersihkan sampah, namun sampah terus datang berkali-kali lipat setiap harinya. Gubernur Bali, Wayan Koster mendesak untuk melakukan tindakan serius dalam waste management di Pantai Kuta dan Pantai Legian.

Waste management yang tidak baik menyebabkan kerusakan lingkungan dan kepunahan pada keanekaragaman hayati. Menurut Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL), Permana Yudiarso terdapat 12 bangkai Penyu terhitung dari 22 Januari – 12 Februari 2021 dan terdampar di pesisir pantai Bali. Bahkan, seekor Penyu yang ditemukan mati dikarenakan menelan sampah plastik. Cuaca ekstrem menyebabkan Penyu terdampar dan memakan sampah yang mengapung di laut. Sehingga, habitat Penyu sangat terganggu oleh sampah plastik.

Waste management atau yang biasa diterjemahkan sebagai penanganan limbah merupakan pengelolaan sampah yang didaur ulang dari material sampah. Biasanya sampah tersebut dihasilkan dari kegiatan manusia yang kemudian dikelola untuk melakukan pengurangan terhadap dampak yang ditimbulkan, seperti kesehatan hingga lingkungan. Permasalahan limbah plastik dan sampah terus meningkat, terutama di Indonesia. Bali menjadi salah satu icon wisata Indonesia yang dapat menarik wisatawan, namun mengalami permasalahan sampah yang terus meningkat setiap tahun.

Pada dasarnya, plastik memang memiliki banyak fungsi, namun yang paling penting adalah bagaimana waste management mampu mendaur plastik untuk dijadikan sesuatu hal yang bermanfaat. Ketua Umum Ikatan Pemulung Indonesia, Prisly Lengkong mengatakan bahwa, waste management merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan plastik di Indonesia.

Untuk mengurangi sampah plastik yang terjadi di pantai Bali, pemerintah Bali mengeluarkan beberapa regulasi. Regulasi ini mulai dikeluarkan oleh Gubernur, Walikota, hingga Bupati Bali. Terdapat beberapa aturan yang mengatur tentang penggunaan kantong plastik di pantai Bali, yaitu :

Peraturan Walikota Denpasar No.36 (2018)

Peraturan ini menjelaskan tentang pengurangan penggunaan kantong plastik yang diterapkan pada 1 Januari 2019. Peraturan ini menjalar hingga ke tingkat pasar tradisional dan usaha kegiatan di Denpasar.

2. Peraturan Badung No.48 (2018)

Peraturan ini menjelaskan tentang reduce, reuse, dan recycle melalui Bank Sampah. Bank Sampah ini dapat diterapkan hingga ke sampah rumah tangga. Peraturannya meliputi pemilahan, penyerahan, penimbangan, pencatatan, hingga ke penjualan sampah.

3. Peraturan Bupati Badung No.47 (2018)

Peraturan ini menjelaskan tentang pengurangan penggunaan kantong plastik dalam rangka mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan kantong plastik. Peraturan ini dilaksanakan oleh pemerintah, pihak swasta, pusat perbelanjaan, department store, hypermarket, supermarket, minimarket, retail modern, hotel, vila, akomodasi pariwisata, restoran, hingga industri. Pelaku usaha wajib menyediakan kantong alternatif ramah lingkungan.

4. Peraturan Gubernur Bali No.97 (2018)

Peraturan ini menjelaskan tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai, mulai dari identifikasi dan pendataan produk plastik, campaign, dialog publik, edukasi ilmiah, hingga penegakan hukum.

5. Peraturan Bupati Jembrana No.37 (2018)

Peraturan ini menjelaskan tentang pengurangan sampah dengan menggunakan kembali kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama.

Peraturan-peraturan tersebut disertai dengan langkah strategi yang telah memberikan hasil terhadap pengurangan sampah plastik di pantai Bali. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menobatkan Bali sebagai provinsi yang berkinerja baik dalam pengurangan sampah plastik. Bali adalah satu-satunya yang meraih penghargaan di tingkat provinsi, salah satu usaha yang dilakukan bali adalah dengan waste management sampah plastik hingga sampah rumah tangga.

Sehingga, pengurangan sampah plastik di Bali melalui waste management merupakan salah satu solusi untuk mencapai pantai Bali yang bebas sampah.