Mengenal Indonesia

beruang madu

Beruang Madu: Ciri-ciri, Morfologi, Kebiasaan, dan Persebaran

Share this :

Halo Sobat MI! Indonesia memiliki kekayaan hayati yang sangat beragam. Banyak sekali hewan yang berasal dan tinggal dari Indonesia. Salah satunya adalah beruang madu. 

Apakah kalian mengenal beruang madu? Atau bahkan apakah kalian pernah menemui langsung hewan yang satu ini?

Sayangnya, akibat kegiatan manusia, hewan ini berstatus rentan punah. Oleh karena itu, kita wajib menjaga alam dan lingkungan sekitar, agar hewan ini bisa terus hidup dan tidak punah.

Ingin mengenal lebih lanjut mengenai hewan imut yang satu ini? Yuk simak informasinya yang telah disusun oleh MI berikut ini…

Morfologi dan Ciri-Ciri

Hewan bernama latin ini Helarctos malayanus memiliki rata-rata panjang tubuh 140 cm dan tinggi punggung 70 cm dengan berat berkisar 50 – 65 kg. Hewan ini biasanya memiliki bulu yang pendek, berkilau, dan berwarna gelap. Selain itu, hewan ini memiliki mata yang berwarna coklat atau biru. Hidung beruang rmadu relatif lebar, tetapi tidak terlalu memanjang.

Beruang madu memiliki bulu terpendek dan paling halus di antara beruang lainnya, yaitu berwarna hitam pekat atau hitam kecoklatan. Uniknya, ada tanda jingga di bawah bulu lehernya. Beruang madu yang baru lahir, tidak seperti yang dewasa, memiliki bulu yang lebih lembut, tipis, dan berkilau.

Diadaptasi untuk gaya hidup penghuni pohon, kaki hewan ini tidak memiliki bulu di telapak kaki mereka, memungkinkannya bergerak cepat dengan kecepatan hingga 48 kilometer per jam dan memiliki kelincahan yang luar biasa. Hewan ini memiliki kepala yang relatif besar dengan telinga kecil berbentuk bulat.

Beruang madu terutama bergerak dengan empat kaki. Jarang sekali yang berjalan dengan dua kaki seperti manusia. Beruang berjenis ini memiliki lengan lebar, kuku melengkung, dan alas kaki dengan lekukan untuk memfasilitasi pendakian pohon yang efisien.

Rahang hewan ini berukuran besar secara tidak proporsional. Hal itu menyebabkan rahangnya tidak bisa membuka buah yang cukup besar seperti kelapa. Taringnya yang memanjang menonjol dari mulut dan memiliki bentuk yang relatif rata.

Persebaran Beruang Madu

beruang madu
Persebaran beruang madu (Sumber: Wikimedia Commons)

Beruang madu mendiami hutan hujan tropis Asia Tenggara, meliputi Indochina, Cina Selatan, Burma, dan Semenanjung Malaya. Selain itu, dikarenakan luas hutan yang semakin mengecil, hewan ini sering pula mamasuki lahan pertanian warga. 

Di Indonesia, hewan ini bisa ditemui di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Beruang madu merupakan fauna khas provinsi Bengkulu dan maskot Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Mereka biasanya tinggal di pohon, bertengger di ketinggian mulai dari 2 hingga 7 meter di atas tanah, menunjukkan kecenderungan untuk mematahkan atau menekuk cabang pohon untuk membuat sarang. 

BACA JUGA: Mengenal Anggrek Hitam, Flora Eksotis Khas Indonesia

Kebiasaan Beruang Madu

Beruang madu adalah makhluk nokturnal yang aktif pada malam hari. Mereka menunjukkan tinggal di tanah dan mencari makanan dengan cara memanjat pohon. Setiap hari, hewan ini menempuh jarak rata-rata 8 km untuk mencari makan.

Beruang spesies ini tidak mengalami masa hibernasi seperti beruang lain yang menghuni daerah dengan musim berbeda, karena ketersediaan makanan yang terus menerus ada di sepanjang tahun. Hewan ini biasanya hidup soliter, kecuali betina dengan anaknya yang membentuk unit sosial.

Perilaku menggali dan membongkar beruang madu memiliki tujuan penting dalam mempercepat proses dekomposisi dan daur ulang, yang sangat penting di hutan hujan tropis. Selain itu, hewan ini berkontribusi pada regenerasi hutan saat mereka menyebarkan biji buah.

Makanan Beruang Madu

beruang madu
Sumber: BKKSDA Riau

Beruang madu merupakan hewan omnivora yang mengonsumsi berbagai sumber makanan di dalam hutan. Makanan beruang madu adalah berbagai buah, tanaman, dan hewan yang ditemukan di hutan hujan tropis, seperti cempedak, durian, lahung, kerantungan, serangga, burung, dan hewan kecil lainnya. 

Namun, di daerah yang sudah terganggu oleh manusia, hewan ini dapat menyebabkan kerusakan lahan pertanian, yang menyebabkan kerusakan tanaman seperti pisang, pepaya, dan tanaman kebun lainnya.

Indera penciuman hewan ini yang sangat baik dan kuku panjang di keempat lengan membantu mereka menemukan makanan. Beruang ini memiliki kuku melengkung yang digunakan untuk menggali  rayap, semut, dan sarang lebah. 

Hewan ini memiliki kemampuan untuk menghancurkan kayu yang masih hidup dan segar agar bisa mendapatkan sumber makanan. Hewan ini juga memiliki lidah dengan panjang hingga 25 cm untuk mengambil madu dari sarang lebah di pohon, serta untuk menangkap serangga kecil di batang pohon.

Ancaman dan Konservasi

Beruang madu rentan atas kepunahan karena perusakan habitat hutan hujan. Penebangan, pembakaran, dan pembukaan lahan hutan untuk perkebunan karet, kelapa sawit, dan kopi menimbulkan bahaya paling signifikan bagi hewan ini. 

Selain itu, hewan ini turut menghadapi ancaman perburuan liar. Bagian tubuhnya, termasuk kantong empedu dan cairannya, diperdagangkan secara ilegal untuk memenuhi permintaan obat tradisional.

Pelestarian memerlukan konsentrasi untuk menjaga habitat hutan mereka serta menerapkan strategi manajemen yang efektif. Penegakkan hukum yang ketat untuk mengatasi pelanggaran terkait perlindungan hewan ini, termasuk menghentikan perdagangan bagian tubuh beruang perlu juga dilakukan. 

Yuk kita sama-sama melestarikan beruang madu. Jangan sampai hewan endemik yang sudah terancam ini benar-benar punah.

BACA JUGA: Surili Jawa, Hewan Lucu Menggemaskan yang Terancam Punah

Jangan lupa untuk terus membaca postingan kita ya Sobat MI. Caranya mudah kok. Dengan klik disini. Rasakan manfaat, keasikan, dan keseruan mengenal indonesia melalui postingan di website dan akun social media mengenal indonesia.

Share this :

Leave a Comment