Halo Sobat MI! Indonesia memiliki kekayaan hayati yang sangat beragam. Banyak sekali hewan endemik yang berasal dari Indonesia. Salah satunya adalah surili jawa.
Apakah kalian mengenal surili jawa? Atau bahkan apakah kalian pernah menemui langsung hewan yang satu ini?
Sayangnya, sifat surili jawa yang endemik membuat statusnya menjadi terancam. Oleh karena itu, kita wajib menjaga alam dan lingkungan sekitar, agar hewan ini bisa terus hidup dan tidak punah.
Ingin mengenal lebih lanjut mengenai hewan imut yang satu ini? Yuk simak informasinya yang telah disusun oleh MI berikut ini…
Deskripsi dan Morfologi Surili Jawa
Sekilas, surili adalah hewan yang berbentuk seperti monyet. Surili memiliki ekor dengan panjang 560-720 mm. Kepalanya berbentuk bulat, dengan hidung pesek, mata coklat, dan perut besar. Rambutnya runcing dan alisnya bulu kaku ke arah depan.
Spesies bernama latin Presbytis comata ini memiliki dua subspesies, yaitu Presbytis comata comata yang ditemukan di Jawa Barat dan Presbytis comata fredericae yang menghuni hutan Jawa Tengah.
Surili jawa dewasa memiliki ukuran tubuh yang berkisar antara 42-61 cm. Berat surili jantan dewasa sekitar 6,5 kg, sedangkan betina dewasa sekitar 6,7 kg.
Surili dewasa memiliki rambut berwarna hitam atau coklat dan abu-abu, dengan jambul yang khas di kepalanya dan wajah yang berwarna hitam, sedangkan bagian tubuh lainnya berwarna putih.
Habitat

Surili jawa merupakan hewan berjenis herbivora pemakan daun, buah, dan biji-bijian. Oleh karena itu, habitat surili jawa berada di hutan yang berada di kaki pegunungan Pulau Jawa, seperti Gunung Slamet, Gunung Sumbing, dan Gunung Merbabu.
Surili hidup berkelompok, dengan jumlah anggota sekitar 3 sampai 12 individu. Surili merupakan hewan yang sensitif terhadap manusia, sehingga satwa ini jarang terlihat di kawasan yang padat penduduk.
Masa kehamilan pada surili diperkirakan sekitar 196-210 hari. Kematangan seksual pada surili sekitar umur 3 tahun, walaupun surili jantan memiliki kematangan secara seksual dengan lebih cepat.
BACA JUGA: Mengenal Bulu Babi, Hewan Laut Beracun Tapi Banyak Manfaatnya
Aktivitas
Surili merupakan hewan yang aktif pada siang hari dan beristirahat di malam hari. Surilis memulai aktivitasnya pada pukul 6 pagi, dengan mencari makan dengan berpindah-pindah di pepohonan.
Surili biasanya juga melakukan aktivitas vokalisasi (morning call) yang dipimpin oleh pejantan dewasa yang mengarahkan gerakannya. Saat menemukan pohon hijauan, mereka berhenti makan untuk beristirahat selama 2-3 jam hingga siang hari.
Pada sore hari, sekitar pukul 16.00, surili kembali aktif dalam aktivitas makannya. Saat hari mulai gelap sekitar pukul 18.30, aktivitas surili perlahan melambat, hingga akhirnya menghentikan semua aktivitasnya saat hari benar-benar gelap.
Konservasi Surili Jawa

Pada tahun 2020, populasi surili berkisar antara 1400 sampai 1500 individu, yang membuat statusnya terancam. Aktivitas manusia mengakibatkan populasi surili mengalami penurunan. Sejak tahun 2000, habitat alami Surili menurun sebanyak 96 persen.
Populasi surili yang menyusut akan berdampak pada ekosistem dan regenerasi hutan, karena surili berperan sebagai agen penyebar biji. Agar dapat melestarikan surili, diperlukan upaya konservasi dengan cara mengelola dan memperbaiki habitat
Masyarakat dapat menanam jenis tumbuhan berkanopi lebar dan berbadan tinggi yang menjadi andalan surili, seperti pohon huru, ki ara, hampelas, dan leungsir. Upaya ini sangat penting untuk memfasilitasi pergerakan surili dan memastikan pemerataan surili.
Yuk kita sama-sama melestarikan surili. Jangan sampai hewan endemik yang sudah terancam ini benar-benar punah.
BACA JUGA: Mengenal Babi Rusa, Hewan Endemik Sulawesi yang Terancam Punah
Jangan lupa untuk terus membaca postingan kita ya Sobat MI. Caranya mudah kok. Dengan klik disini. Rasakan manfaat, keasikan, dan keseruan mengenal indonesia melalui postingan di website dan akun social media mengenal indonesia.