Mengenal Indonesia

Gili Trawangan kota unik di Indonesia

3 Kota Unik di Indonesia, Ada Kota Agats yang “Katanya” Dikutuk!

Share this :

Ngomongin soal kota unik di Indonesia memang tidak ada habisnya. Setiap kota memiliki keunikan masing-masing.

Salah satu kota di Papua menjadi pelopor sistem underground utilities di Indonesia. Selain itu, ada kota yang dibangun di atas tanah berlumpur. Melansir berbagai sumber, berikut ini kota unik di Indonesia versi Mengenal Indonesia. Adakah kota kalian?

1. Kuala Kencana

Kuala Kencana kota unik di Indonesia
sumber : instagram.com/seasia.co

Sobat MI tau gak, kalau ternyata Kuala Kencana berada di wilayah Kontrak Karya PT. Freeport Indonesia.

Kuala Kencana merupakan satu dari 18 distrik di Kabupaten Mimika. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Mimika Nomor 12/2011, Kuala Kencana merupakan hasil pemekaran daerah Mimika Baru.

Sejarah Lahirnya Kuala Kencana

Tertanggal 5 Desember 1995, Kuala Kencana diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Kuala Kencana dibangun oleh PT Freeport Indonesia. Usut punya usut, Kuala Kencana dibangun sebagai daerah pendukung kegiatan operasional PT Freeport Indonesia.

Sebagaimana kita tau bahwa perkembangan Kota Tembagapura, Timika, dan Kuala Kencana di Kabupaten Mimika memang tidak pernah lepas dari keberadaan tambang PT Freeport Indonesia.

Merujuk laman tekmira.esdm.go.id, Kuala Kencana bermula dari sebuah ekspedisi tahun 1936. Saat itu geolog berkebangsaan Belanda, Jean Jacques Dozy menemukan Ertsberg di wilayah pedalaman Papua yang kini bernama Kabupaten Mimika.

Ertsberg (Gunung Bijih) adalah endapan bijih tembaga di atas permukaan tanah terbesar di dunia. Awalnya Dozy mengira Ertsberg hanyalah hamparan gunung berselimut rerumputan biasa. Tapi tak disangka adalah hamparan mineral tembaga.

Hasil ekspedisi Dozy tentang penemuan Ertsberg dibukukan pada jurnal Geologi Leiden 1939.

Pada akhir 1950-an, Forbes Wilson membaca laporan ekspedisi Dozy dan terkesima dengan riset yang dihasilkan. Forbes Wilson adalah manager Eksplorasi Freeport Sulphur.

Melalui banyak pertimbangan, Wilson membuktikan sendiri hasil riset Dozy dengan mendatangi pedalaman Papua tersebut. Penjelajahan Wilson dan tim berhasil memastikan cadangan bahan tambang di Ertsberg. Kala itu ditemukan cadangan 33 juta ton bijih besi dengan kandungan tembaga sebesar 2,5 persen.

Penemuan Ertsberg menjadi cikal bakal munculnya PT Freeport di Indonesia. Ertsberg mampu memasok cadangan tambang PT Freeport yang bermarkas di Amerika.

Ketika Kota Tembagapura — kota yang dikelola PT Freeport Indonesia — mengalami kepadatan penduduk, diputuskanlah pembangunan kota baru yaitu Kuala Kencana.

Akhirnya tahun 1990-an, Kuala Kencana mulai digagas sebagai bagian dari Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur.

Setelah dibangunnya Kuala Kencana, tak sembarang orang bisa memasukinya. Kota modern di tanah Papua ini hanya diperuntukkan untuk orang-orang yang memiliki ID PT Freeport Indonesia dan mengantongi izin.

Saat di area checkpoint perbatasan Timika-Kuala Kencana, kendaraan yang melaju ke wilayah Kuala Kencana akan diperiksa terlebih dahulu.

Baca Juga : Penguasaan Tambang PT Freeport Indonesia?

Uniknya Kuala Kencana

Salah satu yang menjadikan Kuala Kencana sebagai kota unik di Papua dan Indonesia adalah adanya sistem utilitas bawah tanah. Sistem tersebut nyatanya baru diterapkan di wilayah Kuala Kencana loh.

a. Kota Pelopor Underground Utilities

Saat menapakkan kaki di Kuala Kencana, sobat MI tak akan mendapati tiang listrik. Loh kok bisa? Apakah disana tidak tersedia pasokan listrik?

Bukan tidak ada pasokan listrik, melainkan kota Kuala Kencana telah menerapkan sistem underground utilities“. 

Underground utilities atau utilitas bawah tanah adalah sistem penyaluran jaringan, instalasi, atau fasilitas tertentu yang dilakukan di bawah tanah.

Wilayah Kuala Kencana telah menerapkan underground utilities pada penyaluran jaringan listrik, distribusi air bersih, saluran komunikasi, hingga pengolahan limbah air kotor.

Adanya underground utilities, tatanan wilayah kota Kuala Kencana terlihat lebih rapi. Serasa lagi di luar negeri!

Melalui terobosan itulah, Kuala Kencana disebut sebagai pelopor konsep underground utilities di Indonesia.

b. Kota Berwawasan Lingkungan

Kota Kuala Kencana dibangun di tengah hutan tropis dengan luas lahan 17.078 Ha. Maka tak heran jika Kuala Kencana dijuluki “Kota di Tengah Hutan”.

Pembangunan Kuala Kencana berkonsepkan “Kota Berwawasan Lingkungan”. 

Flora dan fauna di wilayah setempat diperlakukan layaknya aset yang tak ternilai harganya. Selain itu, penebangan pohon dilakukan dengan sangat selektif.

Guna meminimalisir dampak lingkungan akibat limbah air kotor, Kota Kuala Kencana dilengkapi dengan jaringan pipa penampung limbah air kotor.

Nantinya, limbah air kotor akan disalurkan ke pusat pengolahan limbah (Sewage Treatment Plant) untuk diproses sesuai SOP yang ada.

c. Sebagai Venue PON XX Papua 2021

Dikenal sebagai kota modern di tengah hutan, membuat Kuala Kencana dilirik oleh negara. Pada tahun 2021, Kuala Kencana diberi kesempatan menjadi venue PON XX Papua cabor Marathon dan lari cepat.

Meskipun berada di pedalaman Papua, Kuala Kencana lengkap dengan segala fasilitasnya. Mulai dari tempat ibadah, sekolah berstandar internasional, pusat perbelanjaan, hingga tempat olahraga seperti golf, sepakbola, futsal, kolam renang, dan bulu tangkis.

2. Kota Agats

kota unik di Indonesia kota Agats
sumber : kaskus.co.id

Selain Kota Kuala Kencana, Papua juga memiliki kota unik lainnya loh. Ya, Kota Agats. Bangunan di kota ini terapung di atas lumpur!

Sejarah Adanya Kota Agats

Diketahui Agats dibangun pada tahun 1936 oleh pemerintah Belanda. Kala itu, Agats digunakan sebagai basis/pos pemerintahan.

Awalnya wilayah Agats bernama “Akat”. Nama Akat disematkan oleh masyarakat suku Asmat yang artinya bagus atau baik.

Namun orang Belanda kesulitan mengucapkan kata “Akat” sehingga diubahlah pelafalannya menjadi “Agats”.

Agats “Katanya” Kota Kutukan

Konon, ratusan tahun lalu ada seorang pastor asal Belanda bernama Jan Smith singgah di pedalaman Asmat. Kala itu Smith berniat untuk menyebarkan ajaran Injil di sana. Namun, niatnya tidak berjalan mulus.

Pada saat itu, masyarakat pedalaman Asmat masih primitif, memegang teguh aturan adat setempat, dan tertutup dengan hal-hal baru.

Sampai akhir hayatnya, Smith tak gentar menyebarkan ajaran Injil. Diketahui Smith meninggal pada 28 Januari 1965 akibat sektarianisme di Kabupaten Asmat.

Sebelum meninggal, Smith sempat berucap bahwa salah satu wilayah pesisir di Selatan Papua akan menjadi wilayah rawa dan tergenang lumpur.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, ucapan Smith adalah kutukan untuk Kota Agats. Mengingat, kota ini terlihat seperti rawa-rawa dan selalu basah.

Keunikan Kota Agats

a. Dibangun di Atas Tanah Berlumpur

Kota Agats berada di dataran rendah dengan ketinggian mencapai 100 mdpl dan didominasi lahan berlumpur dan rawa.

Lantaran berlahan rawa dan berlumpur, bangunan dan jalan di Agats dibangun dengan struktur berbentuk panggung. Tingginya berkisar 1-2 meter diatas tanah.

Bahan utama yang digunakan untuk membangun jalan adalah kayu besi. Kayu disusun berjajar selebar jalan trotoar. Ketika berjalan diatasnya, sobat MI akan terasa berjalan diatas jembatan.

Menurut data Badan Pusat Statistik bertajuk Distrik Agats dalam Angka 2022, pada tahun 2018, terdapat 32,69 km dari 35,69 km jalan di distrik Agats terbuat dari kayu.

Seiring berkembangnya zaman, beberapa ruas jalan di Agats telah dibangun kembali dengan bahan beton.

b. Masyarakat Agats Gunakan Motor Listrik Sebagai Transportasi Utama

Lantaran jalan di wilayah Agats terbuat dari kayu, maka tak sembarang kendaraan bisa melaju di sana.

Diketahui kendaraan roda empat jarang melintasi wilayah Agats. Pasalnya kendaraan sejenis mobil memiliki beban yang cukup berat dan memberikan resiko tinggi ketika melaju di jalan beralaskan kayu.

Alhasil, motor menjadi transportasi yang umum digunakan masyarakat Agats terutama motor listrik.

Motor listrik dinilai lebih aman digunakan dibandingkan dengan motor BBM. Sebab, motor BBM menggunakan bahan bakar bensin yang rentan terbakar dan membahayakan. Terlebih jalan di Agats terbuat dari kayu. Selain itu, motor listrik lebih ringan dibandingkan motor BBM.

Motor BBM biasanya hanya digunakan oleh pihak kepolisian. Sementara mobil hanya dipakai oleh pemerintah dan rumat sakit.

Selain motor listrik, penduduk Agats yang bukan asli suku Asmat (pendatang) mengandalkan transportasi laut seperti perahu motor atau berjalan kaki.

3. Gili Trawangan

Gili Trawangan kota unik di Indonesia
sumber : shutterstock/Sony Herdiana

Terakhir, kota unik di Indonesia jatuh kepada Gili Trawangan. Siapa sih yang gak tau tempat ini. Gili Trawangan menjadi salah satu list itinerary yang wajib dikunjungi.

Sejarah adanya Gili Trawangan

Gili Trawangan merupakan sebuah gili (pulau kecil) yang berada di sebelah barat laut Pulau Lombok. Tepatnya di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Pulau satu ini terletak berjajar dengan dua gili lainnya yaitu Gili Meno dan Gili Air. Gili Trawangan menjadi gili terbesar dari 3 gili yang ada di Lombok.

Wak Haji Rukding: Si Pembuat Jalan Gili Trawangan

Konon katanya, pembukaan jalan di Gili Trawangan dipelopori oleh Wak Haji Rukding.

Setiap pagi hingga siang hari, Rukding berjalan menyusuri Gili Trawangan dengan membabat semak belukar. Selain membawa parit, Rukding juga membawa 3-4 patok sebagai penanda jalan.

Meskipun sempat dikira orang gila lantaran melakukan pembukaan jalan Gili Trawangan seorang diri, usaha Rukding tidak sia-sia.

Kini, jalan rintisan Rukding yang mengeliling dan membelah pulau, bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Gili Trawangan dan turis mancanegara.

Uniknya Gili Trawangan

a. Adanya Budaya Awig-Awig

Gili Trawangan memiliki aturan adat bernama Awig-awig. Pemerintah setempat melarang penggunaan kendaraan bermotor.

Meski demikian, jauh sebelum adanya larangan itu, tidak ada kendaraan bermotor yang melintasi wilayah Gili Trawangan.

Rata-rata masyarakat Gili Trawangan menggunakan didomo, dokar, dan sepeda.

Jadi, ketika disini sobat MI akan dimanja dengan suasana asri Gili Trawangan tanpa polusi.

b. Adanya Budaya Peresean

Budaya Peresean, apa itu? Suku Sasak menyebut bahwasanya Peresean adalah tradisi yang dilakukan oleh dua orang pria asal suku Sasak yang bertarung layaknya gladiator.

Dalam tradisi ini, petarung menggunakan tongkat berbahan rotan dan tameng kulit kerbau.

Biasanya Peresean dilaksanakan dalam perayaan kesenian atau upacara meminta hujan di bulan 7 kalender Sasak. Nah untuk lokasinya sendiri ada di dekat pasar seni Gili Trawangan.

Baca Juga : Tradisi Unik di Indonesia, Ada yang Kelewat Ekstrim!

Itu dia 3 kota unik di Indonesia yang menerapkan aturan yang unik tapi bermakna.

Jangan lupa untuk terus membaca postingan kita ya sobat MI. Caranya gampang kok dengan klik sini. Rasakan manfaat, keasikan, dan keseruan mengenal Indonesia melalui postingan di website dan akun sosial media Mengenal Indonesia.

Share this :

Leave a Comment