Mengenal Indonesia

tari Tor Tor

Tari Tor Tor: Sejarah, Gerakan, Busana, dan Pola Lantainya

Share this :

Tari Tor Tor merupakan tarian paling populer di Sumatera Utara. Gerakannya yang sederhana dan gemulai menjadi ciri khas dari tarian ini.

Pada tahun 2013, Pemerintahan Sumatera Utara menobatkan tarian Tor Tor sebagai Warisan Budaya Tak Benda.

Wah keren ya sobat MI. Kira-kira gimana sih sejarah hingga iringan musik tarian ini!

Sejarah Tari Tor Tor

tari Tor Tor
sumber : pinterest/ merak kahayang

Tari Tor Tor adalah tarian asal Batak Toba, Sumatera Utara.

Konon, pada zaman Belanda tari Tor Tor digunakan para raja untuk hiburan sekaligus isyarat.

Bunyi pada tarian Tor Tor dimanfaatkan sebagai isyarat pembawa berita.

Bunyi yang ditabuh mengisyaratkan bahwa tentara Belanda telah tiba. Selain itu, bunyi gordang mengisyaratkan agar masyarakat segera mengungsi.

Mengulik sejarahnya, terdapat beberapa versi terkait hadirnya tarian Tor Tor.

Ada Sejak Zaman Purba

Ada yang mengatakan bahwa tari Tor Tor telah ada sejak zaman purba. Namun, hingga kini tidak ada data pendukung yang menyertainya.

Diciptakan oleh Seorang Seniman

Versi lain menyatakan bahwa nama tarian Tor Tor tidak berasal dari gerakan kaki penari. Namun karena diciptakan oleh seorang seniman bernama Togarma Naibaho.

Togarma Naibaho adalah orang yang menciptakan gerakan dalam tarian Tor Tor.

Konon tarian ini digunakan untuk ritual penyembuhan, proses memulai menanam dan memanen padi, upacara kematian, dan sarana hiburan.

Hanya saja, sejarah hadirnya tarian Tor Tor versi ini belum ada bukti literaturnya.

Muncul Sejak Abad ke-13 Masehi

Menurut Eduard Manik, tari Tor Tor diperkirakan sudah ada sekitar abad ke-13 Masehi.

Eduard Manik merupakan pakar Tor Tor sekaligus mantan pemimpin anjungan Sumatera Utara periode 1973-2010.

Pada awal kemunculannya, tari Tor Tor bukanlah suatu tarian, melainkan pelengkap gondang atau uning-uningan.

Gondang adalah sekelompok alat musik khas berupa taganing, gordang, hingga odap.

Kala itu, tari Tor Tor digunakan sebagai wujud persembahan kepada roh leluhur.

Masyarakat yang mengenal tarian Tor Tor pun belum banyak. Hanya masyarakat di kawasan Toba, Samosir, dan beberapa wilayah Humbang.

Namun, seiring berkembangnya ajaran Kristen di Silindung, Tapanuli Utara, tarian ini melebur menjadi kebudayaan Batak.

Jenis dan Fungsi Tari Tor Tor

Tari Tor Tor memiliki beberapa jenis tarian dengan kegunaan yang berbeda-beda.

Secara umum tarian Tor Tor digunakan sebagai pengiring acara hajatan, penyambutan tamu istimewa, dan perayaan hari besar.

Dalam pelaksanaan adat, tarian Tor Tor juga digunakan baik yang berhubungan dengan kematian maupun peristiwa sukacita.

Melalui tari itulah masyarakat adat bisa menyatakan harapan, doa, dan semua pergumulannya.

Selain itu, dulu penobatan sebagai raja juga diiringi dengan tarian ini.

Berikut jenis tari Tor Tor beserta fungsinya:

1. Tari Tor Tor Pangurason

Tari Pangurason atau tari pembersihan bisa sobat MI jumpai saat acara/pesta besar.

Tarian ini diselenggarakan dalam rangka pembersihan tempat atau lokasi acara.

Sebelum acara dimulai, lokasi yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan jeruk purut.

Harapannya, acara bisa berjalan lancar dan dijauhkan dari marabahaya.

2. Tari Tor Tor Sipitu Cawan

Saat acara penobatan raja, tari Sipitu Cawan lah yang mengiringinya.

Konon tari ini merupakan sendratari yang mengisahkan turunnya tujuh putri kayangan ke Gunung Pusuk Buhit untuk mandi.

Pada saat itu juga datanglah pisau situ sasaran (pisau tujuh sarung).

3. Tari Tor Tor Tunggal Panaluan

Saat salah satu desa di wilayah Batak tertimpa musibah, warga berbondong-bondong menggelar tarian Tunggal Panaluan.

Tarian ini dilakukan sebagai ritual meminta petunjuk atas musibah yang ada. Biasanya dilakukan oleh para dukun.

Nama ‘Tunggal Panaluan’ ternyata diambil dari nama sebuah tongkat yaitu tongkat Tunggal Panaluan.

Tongkat tersebut merupakan tongkat perpaduan kesaktian Debata Natolu yakni benua atas, benua tengah, dan benua bawah.

4. Tari Tor Tor Naposo Nauli Bulung

Tor-Tor Naposo Nauli Bulung adalah jenis tari berpasangan yang diperankan oleh muda mudi. Maka tak ayal jika tarian ini disebut sebagai Tor Tor Muda Mudi.

Untuk jumlah penarinya sendiri tidak dibatasi. Hal yang perlu dicatat dalam tarian ini, penari muda dan mudi tidak boleh dalam satu marga.

Merujuk jurnal Seni Tari, tarian Naposo Nauli Bulung bisa dijumpai dalam upacara perkawinan masyarakat Mandailing Natal.

Selain itu, tarian ini juga dijadikan sebagai media pendidikan yang memuat nilai-nilai ajaran bagaimana cara seseorang bersikap patuh terhadap Tuhan, rendah diri, dan peduli.

Iringan musik yang digunakan dalam tor-tor ini adalah gondang, suling, ogung, dan momongan (tali sayak).

BACA JUGA : 8 Jenis Tarian asal Aceh! Sebagai Media Dakwah dan Diakui UNESCO

Gerakan Tari Tor Tor

Tari Tor Tor memiliki gerak tari yang sederhana sehingga mudah untuk dipraktikkan. Namun, tidak bisa sembarang digelar.

Gerakan pada tari Tor Tor hanya terbatas pada gerakan telapak tangan yang melambai naik turun secara bersamaan.

Selain itu, gerak hentak kaki yang mengikuti iringan musik magondangi.

Nah, berikut ini jenis gerak tarian Tor Tor:

1. Pangurdot

Pada gerakan ini, penari menggunakan seluruh badannya. Penari menggerakkan tubuhnya ke atas dan bawah dengan pusat tumpuan pada telapak kaki dan tumit.

Saat tubuh menggerakkan badan ke atas dan bawah mengikuti irama gondang, ujung telapak kaki juga bergerak perlahan ke kiri kanan.

Semua pergerakan tubuh, tangan, dan jari disesuaikan dengan hentakan irama gondang yang mengiringinya.

2. Pangeal

Pangeal merupakan gerakan yang melibatkan bagian pinggang hingga kepala, akan tetapi berat tubuh bertumpu pada telapak kaki.

Pada masyarakar Batak, gerakan pangeal diistilahkan pangeal ni gonting (gerakan pinggang yang gemulai).

Dalam praktiknya, penari melakukan gerakan memutar pinggang dari kiri ke kanan.

Gerakan tersebut diiringi dengan gerak jari, tangan, hingga kepala.

3. Pandenggal

Pandenggal, gerakan gemulai yang melibatkan anggota tubuh secara keseluruhan.

Kelembutan dan gemulainya gerakan berada pada gerakan lengan, telapak tangan, dan jari tangan.

Mula-mula, penari secara perlahan akan membuang telapak tangan dan mengangkatnya ke atas.

Kemudian, diturunkan secara perlahan dengan posisi telapak tangan menelungkup.

Gerakan tersebut dilakukan guna memberikan kesan seolah tangan jatuh menuju pinggang secara halus dan elastis.

4. Siangkupna

Siangkupna adalah gerakan tarian Tor Tor yang berfokus pada gerakan leher.

Gerakannya pun diselaraskan dengan irama gondang dan urdot.

5. Hapunanna

Hapunanna merupakan gerakan ekspresi yang ditampilkan oleh penari Tor Tor dan mewakili suasana dalam pementasan.

Sebagai catatan, seorang penari Tor Tor tidak diperkenankan mengangkat kedua tangannya melebihi bahu.

Apabila dilanggar, penari tersebut diyakini akan memperoleh kesialan.

Pola Lantai Tari Tor Tor

Tari Tor Tor menggunakan pola lantai vertikal, horizontal, dan melingkar.

Perubahan pola lantai yang dilakukan dalam tarian Tor Tor menyesuaikan ketukan irama dan tempo yang dimainkan.

Dalam pengaplikasiannya, pola tari ini bisa dijumpai pada tari kematian.

Posisi hula-hula (pelayat) berada di sebelah kanan jenazah. Sementara tuan rumah (keluarga) berada di kiri jenazah.

Pola lantai yang dilalui penari memperjelas kedudukan antara penari pelayat dan penari keluarga.

BACA JUGA : Tari Barong Bali: Sejarah hingga Pola Lantainya! Berpola Vertikal Juga

Busana Tari Tor Tor

Busana yang digunakan manortor (penari Tor Tor) mayoritas berwarna hitam.

Bagi masyarakat Batak, warna hitam melambangkan dukacita.

Biasanya untuk manortor pria menggunakan jas, celana, dan ulos berwarna hitam.

Sementara penari wanita mengenakan baju kebaya, rok, dan ulos berwarna hitam.

Tata Rias Tari Tor Tor

Pada tarian Batak ini, manortor wanita dirias dengan cantik. Penari akan diberi sentuhan make up seperti bedak, lipstick, eyeshadow, dan alis.

Sementara untuk manortor pria tidak dirias alias tampil apa adanya.

Properti Tari Tor Tor

1. Ulos

Ulos merupakan salah satu kain tenun khas tradisional Batak. Umumnya, warna ulos yang digunakan adalah merah, hitam, dan putih.

Warna hitam melambangkan dukacita, warna merah mengisyaratkan kehidupan, dan warna putih sebagai simbol kesucian.

Contoh penggunaan ulos bisa dilihat pada tari kematian.

Merujuk jurnal bertajuk “Bentuk Penyajian dan Makna Gerak Tari Tor Tor pada Upacara Kematian Adat Batak Toba di Desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh“, ulos pada tari kematian akan diletakkan di pundak penari tuan rumah oleh hula-hula.

Ulos yang diberikan di pundak penari tuan rumah adalah ulos berwarna merah.

Arti dari pemberian ulos kepada pihak berduka adalah supaya mereka tabah dan mengikhlaskan ketetapan Tuhan.

Sementara untuk pemberi ulos (hula-hula), diharapkan selalu dalam lindungan Tuhan.

2. Patung Batu

Properti patung digunakan sesuai maksud dan tujuan pertunjukan tari Tor Tor.

Jika akan ditampilkan dalam ritual keagamaan, maka patung batu wajib dihadirkan.

Pada masa silam, properti patung batu menjadi ciri khas utama dari pertunjukan tari To Tor.

Konon, setelah dimasuki oleh roh nenek moyang, patung batu bisa bergerak dan menari mengikuti irama tetabuhan musik.

Sementara untuk tarian yang bertujuan sebagai hiburan semata, tidak perlu menggunakan patung.

3. Panggung

Panggung bukanlah properti yang wajib dalam tarian Tor Tor. Namun, untuk tarian kematian membutuhkannya.

Pada tarian Tor Tor kematian, panggung diibaratkan rumah duka. Lalu, diceritakan bahwa manortor hula-hula mengunjungi dan memasuki rumah duka.

4. Ikat Kepala

Ikat kepala yang digunakan manortor biasanya terbuat dari kain ulos.

Cara menggunakannya pun mudah. Kain hanya diikatkan pada kepala manortor.

Kemudian, bagian belakang ikat kepala diberi hiasan berbentuk bunga. Untuk manortor wanita, sanggul ditambah hiasan tusuk konde.

BACA JUGA : 10 Jenis Tarian Bali Paling Populer!

5. Alat Musik

Pada tarian Tor Tor terdapat alat musik sebagai pengiring tarian. Alat musik itu bernama margondang.

Iringan Musik Tari Tor Tor

Alat musik yang digunakan pada tarian Tor Tor dibedakan berdasarkan tujuan pertunjukannya. Alat musik pengiring tarian Tor-tor kerap disebut dengan margondang.

1. Margondang Adat

Alat musik ini digunakan pada acara yang bersifat kekeluargaan, menyatukan kekerabatan.

Margondang adat terdiri dari gondang saur matua (kematian), gondang pangoli anak (perkawinan), dan gondang mamampe marga (pemberi marga).

2. Margondang Religi

Margondang religi biasa digunakan oleh masyarakat Batak Purba untuk acara keagamaan. Contohnya, acara kematian.

Iringan yang digunakan dalam tarian Tor Tor ini adalah gondang, taganing, ogung, dan hasappi.

3. Margondang Pesta

Sesuai namanya, alat musik ini digunakan untuk acara bernuansa sukacita.

Alat musik Margondang Pesta terdiri dari tiga jenis yaitu gondang naposo, gondang pembangunan gereja, dan gondang mangompoi jabu (memasuki rumah).

Nah itu tadi sejarah adanya tarian Tor Tor hingga bagaimana gerakan serta iringan musiknya.

Jangan lupa untuk terus membaca postingan kita ya sobat MI. Caranya gampang kok dengan klik di sini. Rasakan manfaat, keasikan, dan keseruan mengenal indonesia melalui postingan di website dan akun sosial media Mengenal Indonesia

 

Referensi:

Hijrati M dan Siti R. 2018. Nilai-nilai Pendidikan dalam Tor Tor Naposo Nauli Bulung. J Seni Tari 7(2): 45-51

Safra, R et al. 2016. Bentuk Penyajian dan Makna Gerak Tari Tor Tor pada Upacara Kematian Adat Batak Toba di Desa Penanggalan Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh. J Ilmiah Mahasiswa Program Studi Seni Pendidikan Drama, Tari, dan Musik. 1(4): 287-297

Share this :

Leave a Comment