Mengenal Indonesia

pakaian adat ntb

Mengenal Pakaian Adat NTB atau Nusa Tenggara Barat, Apa Namanya?

Share this :

Halo Sobat MI! Indonesia menyimpan kekayaan budaya yang sangat beragam. Salah satunya adalah mengenai pakaian adat. Tentu saja, setiap pakaian adat di Indonesia memiliki filosofi dan keunikannya masing-masing. Kali ini, Mengenal Indonesia akan membahas pakaian adat NTB, salah satu provinsi di Indonesia. 

NTB merupakan singkatan dari Nusa Tenggara Barat. Provinsi yang beribu kota di Mataram ini memiliki jumlah penduduk sekitar 5,3 juta pada tahun 2020. Dua pulau utama di Nusa Tenggara Barat adalah Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok.

Terdapat beberapa suku utama yang mendiami provinsi NTB. Diantaranya adalah suku Dompu, suku Sasak, dan suku Sumbawa. Setiap kelompok suku tersebut memiliki pakaian adatnya tersendiri berdasarkan kepercayaan dan tradisi yang dibawa sejak zaman leluhur.

Seperti apa sih, pakaian adat Nusa Tenggara Barat? Lalu, apa keunikan dari setiap pakaian adat NTB? Yuk, simak penjelasannya!

1. Pakaian Adat Suku Sasak

Suku Sasak merupakan salah satu etnis utama di NTB. Mereka umumnya tinggal di pulau Lombok. Masyarakat suku Sasak, terutama wanita, terkenal pintar dalam membuat kain dengan cara menenun.

Pakaian Adat Suku Sasak untuk Pria

Sumber: Instagram/Sasakpedia

Pakaian adat NTB untuk pria dari suku Sasak dikenal dengan nama pakaian adat Pegon. Disinyalir, pegon merupakan pakaian yang diadaptasi dari busana orang Jawa dan orang Eropa.

Atasan pakaian adat Nusa Tenggara Barat ini berupa jas berwarna hitam, sedangkan bagian bawahannya menggunakan wiron atau cuta, yang berupa kain batik bermotif tulang nangka. Kain wiron yang menjuntai hingga mata kaki melambangkan kerendahhatian.

Busana ini memilki aksesoris berupa ikat pinggang. Laki-laki memakai pelelangan atau dodot dengan pola hias benang emas. Ikat pinggang ini dipakai khusus untuk upacara adat, sedangkan untuk kegiatan sehari-hari digunakan ikat pinggang bermotif ragi genep yang terbuat dari kain songket.

Ikat pinggang ini berfungsi sebagai dudukan keris. Ukuran keris bisa bermacam-macam. Keris yang lebih besar disisipkan di belakang, sedangkan yang lebih kecil bisa disisipkan di depan. Selain keris, aksesoris lain seperti pisau atau pengasah dapat digunakan sebagai alternatif barang yang dibawa di ikat pinggang.

Mengenai aksesoris di bagian kepala, pemakaian pegon biasanya dilengkapi dengan ikat kepala yang disebut capuq dan perade. Capuq atau sapuk biasa digunakan untuk tugas sehari-hari, sedangkan parade digunakan pada upacara adat. Ikat kepala perade terbuat dari kain songket emas.

Pakaian Adat Suku Sasak untuk Wanita

Sumber: Orami

Pakaian adat Nusa Tenggara Barat untuk wanita Sasak dikenal dengan nama pakaian adat Lambung. Busana ini memiliki karakteristik utama yaitu berwarana hitam, berlengan pendek, dan kerah berbentuk ‘V’. Pakaian ini biasanya digunakan oleh pada saat menyambut tamu dan kegiatan upacara lainnya.

Biasanya, kain pelung biasa digunakan untuk membuat pakaian adat lambung. Sementara itu, kain sarung digunakan sebagai pakaian bawahan yang memanjang hingga mata kaki. Pakaian panjang ini dihiasi dengan sulaman di tepinya dan menampilkan desain segitiga atau kotak-kotak.

Beberapa aksesoris digabungkan untuk meningkatkan daya tarik dan estetika busana ini. Diantaranya selendang dengan motif ragi genep yang khas. Selain itu, busana ini juga dilengkapi dengan ikat pinggang anteng, gelang tangan, gelang perak, dan anting sowang atau lontar.

2. Pakaian Adat Suku Dompu

Masyarakat Suku Dompu umumnya tinggal di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Masyarakat suku Dompu umumnya tinggal di sekitar Gunung Tambora dan menggunakan bahasa Mbojo dalam kehidupan sehari-hari.

Pakaian Adat Suku Dompu untuk Pria

Sumber: Picuki

Pakaian adat NTB yang dikenakan oleh pria suku Dompu dikenal dengan nama Ketente Tembe. Pakaian ini terdiri dari atasan berupa kemeja atau kaos berwarna putih. Sementara itu, pada bagian bawahan menggunakan celana hitam biasa

Busana pria ini terdiri dari dua sarung. Satu sarung dililitkan di pinggang untuk menutupi lutut, sedangkan sarung lainnya dipakai sebagai selendang. Sarung yang digunakan sebagai penutup bahu biasa disebut saremba. 

Pakaian ini biasanya dikenakan selama kerja lapangan. Busana ini melambangkan ketaqwaan dalam beribadah dan berfungsi sebagai representasi dari ketekunan. Selain Ketente Tembe, dalam kesehariannya para pria suku Dompu mengenakan pakaian koko.

Pakaian Adat Suku Dompu untuk Wanita

Sumber: Kompas.com/Andri Donnal Putera

Pakaian tradisional wanita suku Dompu diklasifikasikan menjadi dua kategori, masing-masing dengan tujuan dan makna sosialnya sendiri. Pertama, Rimpu Colo yang dikenakan oleh wanita yang sudah menikah. Kategori kedua adalah Rimpu Mpida, dikenakan oleh gadis yang belum menikah. 

Rimpu mengacu pada jilbab khas suku Dompu. Membuat rimpu membutuhkan dua sarung. Gaun ini menutupi seluruh tubuh, hanya menyisakan wajah, telapak tangan, dan telapak kaki yang terbuka. Selain makna tradisionalnya, rimpu berfungsi untuk menyembunyikan aurat perempuan.

BACA JUGA: Mengenal Pakaian Adat Sulawesi Barat, Apa Namanya?

3. Pakaian Adat Suku Sumbawa

Selain suku Dompu, pulau Sumbawa juga didiami oleh masyarakat dari suku Sumbawa. Masyarakat suku Sumbawa umumnya menggunakan bahasa Samawa dalam kehidupan sehari-hari.

Pakaian Adat Suku Sumbawa untuk Pria

Sumber: Jokembe

Pakaian tradisional Nusa Tenggara Barat dari suku Sumbawa, kaum pria biasanya mengenakan kemeja lengan panjang yang disebut gadu. Baju gadu ini biasanya berwarna hitam dan dihiasi dengan motif bunga rumit yang disulam dengan benang emas.

Gadu dilengkapi kain simbangan bersilang. Kain simbangan ini juga menampilkan berbagai motif bunga yang didominasi warna merah untuk menyempurnakan penampilan para pria. Sedangkan untuk penutup kepala biasanya digunakan pasigar.

Sementaraitu, pada bagian bawah busana, pria biasanya memakai celana panjang dengan elemen dekoratif di bagian pinggirnya. Selain itu, rok pendek dari kain bersulam emas juga dikenakan untuk melengkapi celana.

Pakaian Adat Suku Sumbawa untuk Wanita

Sumber: Indonesia Kaya

Pakaian adat NTB dari suku Sumbawa yang dikenakan oleh wanita dikenal dengan nama baju lalung. Pakaian adat ini berlengan pendek dan dihiasi sulaman rumit berbentuk bunga menggunakan benang emas.

Pada bagian bawahan, wanita suku Sumbawa biasanya mengenakan rok panjang yang disebut belo tope, serta rok pendek yang disebut bene tope. Kedua rok ini sering dipakai berlapis-lapis, dengan rok panjang di bagian dalam dan rok pendek di bagian luar.

Kedua rok dihiasi dengan sulaman bunga, menambah daya tarik feminin dari tampilan keseluruhan. Para wanita melengkapi pakaiannya dengan berbagai aksesoris untuk perhiasan tambahan, seperti gelang atau ponto, hiasan kepala bunga yang dikenal dengan kembang goyang, serta anting dan kalung.

BACA JUGA: Ketahuilah Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur atau NTT: Dari Suku Sumba hingga Rote

Jangan lupa untuk terus membaca postingan kita ya Sobat MI. Caranya mudah kok. Dengan klik disini. Rasakan manfaat, keasikan, dan keseruan mengenal indonesia melalui postingan di website dan akun social media mengenal indonesia.

Share this :

Leave a Comment