Peringatan Hari Tritura: Sejarah dan Isi Tritura

Apa itu Hari Tritura?

Tritura merupakan singkatan dari Tiga Tuntutan Rakyat yang disebut juga sebagai tonggak sejarah lahirnya Orde Baru.

Tritura diserukan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yakni kelompok anti komunis yang sebagian besar beranggotakan pemuda yang dibentuk pada 27 Oktober 1965.

KAMI juga didukung oleh Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI) dan kesatuan lain yang tergabung dalam Front Pancasila.

Peringatan Hari Tritura merupakan sebuah peringatan terhadap tragedi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sebagian mahasiswa dan rakyat Indonesia terkait penentangan terhadap peristiwa pemberontakan G30S/PKI pada 30 September 1965.

Aksi demo ini dilatar belakangi oleh ketidaktegasan dan kelambatan pemerintah Orde Lama terhadap PKI (Partai Komunis Indonesia) yang dituding menjadi dalang dari kerusuhan yang menewaskan para jenderal pada aksi G30S/PKI.

Pada peristiwa demonstrasi tersebut para mahasiswa memberikan tiga tuntutan.

Tuntutan tersebut dicetuskan pada tanggal 12 Januari 1966 dalam aksi demonstrasi di halaman DPR-GR yang berlangsung dari tanggal 10 hingga 13 Januari 1966.

Isi dari Tritura adalah:

Bubarkan Partai Komunis Indonesia, karena Pemerintah dianggap lambat dalam mengambil sikap terhadap PKI yang dianggap terlibat dalam peristiwa G30S dan banyak tokoh komunis yang berada di dalam kabinet pemerintahan.
Rombak Kabinet Dwikora, karena Pemerintah dinilai tidak bisa mengendalikan kestabilan politik, ekonomi dan sosial. Menurut masyarakat, Presiden Soekarno lebih mementingkan perebutan Irian Barat dan urusan konfrontasi Indonesia-Malaysia.
Turunkan Harga, kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah kurang tepat yang membuat kestabilan ekonomi yang semakin memburuk.

Sejarah Aksi Tritura Pada 10 Januari 1966

Aksi demonstrasi tersebut nyatanya tidak langsung mendapatkan respon dari pemerintah.

Presiden Soekarno baru menanggapi pada tanggal 21 Februari dengan melakukan perombakan kabinet namun masih mengikutkan para simpatisan PKI.

Keputusan tersebut masih membuat mahasiswa kecewa, akhirnya mereka kembali melakukan aksi unjuk rasa. Unjuk rasa tersebut terjadi pada tanggal 24 Februari 1966.

Aksi tersebut memakan korban jiwa, yakni salah seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim gugur akibat tertembak.

Kejadian tersebut akhirnya membuat Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar).

Melalui Supersemar ini membuat Soeharto mendapatkan wewenang untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan dalam memulihkan keamanan dan ketertiban di masyarakat.

Supersemar menjadi inilah yang menjadi awal kelahiran dari Orde Baru.

Kenapa 10 Januari Diperingati Sebagai Hari Tritura?

Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat dan mahasiswa terhadap tuntutan tritura berlangsung 10-13 Januari 1966.

Aksi tersebut dilatarbelakangi oleh kekecewaan masyarakat atas tindakan pada masa rezim yang berkuasa kala itu.

Usaha para mahasiswa dalam aksi Tritura menjadi salah satu sejarah Bangsa Indonesia yang perlu diketahui oleh setiap rakyat Indonesia sebagai sebuah aksi perjuangan.

Penetapan 10 Januari menjadi Hari Tritura menjadi salah satu bentuk kehormatan dan sekaligus untuk mengenang keberanian mahasiswa dalam menyuarakan aspirasi demi memperbaiki kondisi politik dan juga untuk memperjuangkan hak rakyat

Aksi keberanian tersebut semoga bisa menjadi inspirasi bagi para mahasiswa di masa kini untuk berani menyuarakan suaranya di saat terjadi kesalahan atau kejanggalan yang terjadi di dalam dunia politik Indonesia.

Jangan lupa untuk terus membaca postingan kita ya Sobat MI. Caranya mudah kok. Dengan klik disini. Rasakan manfaat, keasikan, dan keseruan mengenal indonesia melalui postingan di website dan akun social media mengenal indonesia.