Mengenal Indonesia

kain tenun sasak

Asal Usul Suku Sasak Lombok dan Kebudayaannya yang Unik!

Share this :

Hai Sobat MI! Kali ini kita akan membahas lebih dalam tentang salah satu suku di Indonesia yang terkenal banget dengan kerajinan kain tenunnya, bahkan sudah sampai mendunia, lho. Yap, suku Sasak Lombok di Nusa Tenggara Barat! Selain kain tenunnya yang indah, ternyata suku Sasak sasak memiliki beragam fakta menarik lain. Tertarik untuk kenal lebih dekat tentang suku Sasak Lombok? Yuk, simak artikel ini sampai habis!

Sejarah Suku Sasak di Lombok

sejarah suku sasak
Sumber : budayanusantara.web.id

Ada banyak teori yang mengungkap sejarah suku Sasak di Lombok, katanya orang Sasak merupakan percampuran dari masyarakat asli Lombok dan pendatang dari Jawa. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa nenek moyang suku Sasak memang berasal dari Jawa. Terbukti dengan kemiripan antara aksara Jawa dan Sasak. Tapi yang pasti, suku ini sudah mendiami pulau Lombok sejak 4000 SM.  para pendatang dari Jawa.

Asal usul nama “sasak” sendiri memiliki banyak arti. Dalam Prasasti Punjungan yang ditemukan pada abad ke-11 di Tabanan, Bali. Dalam kitab Negara Kertagama, nama sasak menjadi satu dengan Lombo, yaitu Lombok Sasak Mirah Adhi yang artinya permata kenyataan yang baik.

Mata Pencaharian Masyarakat Sasak

pekerjaan suku sasak

Suku Sasak laki-laki mayoritas bekerja sebagai petani, kalau yang perempuan biasanya bekerja sebagai penenun. Seperti yang kita ketahui, suku Sasak sangat terkenal dengan hasil tenun nya. Keahlian menenun ini terus dilestarikan secara turun-temurun kepada anak-anak suku Sasak. Sejak usia 10 tahun, mereka sudah diajarkan untuk menenun, makanya tidak heran kalau wanita suku Sasak sangat piawai dalam menenun.

Uniknya, di salah satu desa terdapat peraturan bahwa wanita yang belum bisa menenun tidak diizinkan untuk menikah. Kain tenun asli Sasak memiliki harga yang cukup tinggi, wajar saja karena seluruh proses dikerjakan dengan tangan atau manual.

Budaya dan Tradisi Suku Sasak

Pulau Lombok juga memiliki beragam budaya dan tradisi yang unik dan penuh makna. Berikut ini beberapa budaya dan tradisi suku Sasak Lombok 

1. Tradisi Kawin Culik/Menarik

adat pernikahan suku sasak
Sumber : lokalisme.com

Tradisi suku Sasak yang satu ini merupakan salah satu yang paling unik, karena sebelum menikah calon pengantin pria menculik calon pengantin wanita atau melakukan kawin lari, tradisi ini biasanya disebut “menarik”. Jangan salah sangka, bukan karena gak dapet persetujuan orang tua, tapi tradisinya memang sudah seperti itu. Biasanya kedua pengantin sudah sepakat untuk menentukan tempat dan waktu kawin lari.

Pertama-tama, calon pengantin pria akan menjemput calon pengantin wanita di tempat tertentu saat malam hari. Setelah itu, mereka kabur dan menginap di salah satu rumah kerabat. Keluarga pihak pengantin wanita akan melaporkan kejadian ini kepada kepala suku bahwa anak mereka telah diculik.

Kalau prosesi kawin culik ini berjalan lancar tanpa ada keributan antara kedua pihak keluarga calon pengantin, maka tradisi kawin culik ini dapat dikatakan sukses. Setelah itu, akan dilaksanakan musyawarah (Masejatik atau Nyelabar) di kediaman calon pengantin wanita untuk membahas perihal pernikahan. Terdapat 2 prosesi pernikahan di suku Sasak, yaitu pengesahan secara agama dan adat.

2. Bau Nyale

ritual bau nyale

Sumber : qureta.com

Ritual Bau Nyale adalah kegiatan menangkap cacing laut yang dilaksanakan setahun sekali pada tanggal 19 atau 20 di bulan Februari atau Maret. Ritual Bau Nyale melambangkan kemakmuran dan keberkahan dari Tuhan. Bukan hanya ditangkap, nyale juga bisa dijadikan hidangan, salah satunya adalah pepes nyale yang dibakar dengan daun pisang.

3. Rebo Bontong

Rebo Bontong adalah kegiatan mandi bersama yang dilakukan masyarakat suku Sasak setiap hari Rabu pada minggu terakhir bulan Safar, sekaligus untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tujuan dilakukannya tradisi ini adalah untuk menyucikan tubuh dan mencegah sakit selama satu tahun ke depan. Sebelum masuk kegiatan ini, terlebih dahulu dilakukan pemotongan tumpeng dan makan bersama. Setelah itu, barulah masyarakat beramai-ramai ke laut untuk mandi bersama.

Budaya Menenun Suku Sasak

kain tenun sasak

Kain tenun dan masyarakat Sasak adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Saking melekatnya, kain tenun Sasak sering disebut kain Sasak. Dalam bahasa Sasak, menenun disebut “sesek”, dinamakan sesek karena suara yang dihasilkan saat menenun terdengar seperti “sek sek”.

Kain tenun Sasak tentunya berbeda dengan kain-kain yang lain. Selain proses pembuatannya yang sulit dan membutuhkan waktu lama, motif kainnya juga bermacam-macam. Ragam motif kain dipengaruhi oleh kepercayaan yang dianut masyarakat Sasak, misalnya saat Islam masuk ke Lombok, masyarakat tidak banyak membuat kain bermotif makhluk hidup.

Terdapat dua jenis kain tenun Sasak, yaitu kain tenun ikat dan kain tenun songket. Perbedaannya terletak pada bahan kain, motif dan warnanya. Ada beberapa ragam motif kain tenun Sasak, berikut ini adalah yang paling terkenal adalah :

  1. Motif wayang : Menggambarkan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri
  2. Motif subhanale : Memiliki makna kesabaran dan rasa berserah diri pada Tuhan
  3. Motif ragi genep : Melambangkan kesopanan dan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku.
  4. Motif bulan madu/keker/merak : Melambangkan kedamaian serta cinta yang abadi.
  5. Motif tokek : Dipercaya sebagai simbol keberuntungan

Sampai sekarang, pengrajin kain tenun Sasak masih menggunakan peralatan dan bahan baku dari alam. Pembuatan benang pun dilakukan secara manual menggunakan kapas, serat pisang, daun palem, kulit kayu atau bahan lainnya. Sementara untuk membuat pewarna digunakan bahan alami, seperti kunyit (kuning, daun pandan (hijau), lumpur (coklat) dan warna-warna lainnya. Meskipun terbuat dari bahan alami, kualitas kain tenun Sasak sangat bagus dan berkualitas.

Tidak hanya dari segi spiritual, tenun Sasak juga merupakan produk kerajinan asil Sasak yang paling diburu wisatawan saat berkunjung ke Lombok, terutama desa Sade.

Pakaian Adat Suku Sasak

baju pegon suku sasak

Sumber : jokembe.com

Pakaian adat suku Sasak untuk pria bernama baju pegon. Baju pegon juga terdiri dari beberapa bagian yang memiliki arti simbolis, diantaranya seperti :

  1. Sapuk/Capuq : Ikat kepala yang melambangkan rasa hormat pada tuhan. Tujuan pemakaiannya untuk melindungi dari pikiran kotor.
  2. Baju Pegon  : Pakaian adat suku Sasak yang mendapat pengaruh budaya Jawa dan mengadopsi desain jas Eropa, biasanya berwarna gelap. Baju ini melambangkan kehormatan dan kesopanan seorang pria.
  3. Leang/Dodot : Kain songket yang digunakan untuk menyelipkan keris. 
  4. Kain wiron : Kain yang digunakan sebagai bawahan yang dililitkan dari pinggang hingga mata kaki. Makna penggunaan kain ini adalah kerendahan hati yang dimiliki suku Sasak.
  5. Keris : Senjata pelengkap yang harus diselipkan menghadap kedepan, jika terbalik makan melambangkan peperangan.
baju lambung suku sasak
Sumber : iamasmartmommy.blogspot.com

Pakain suku Sasak untuk wanita adalah baju lambung. Setelan baju lambung terdiri dari beberapa bagian dan memiliki nilai simbolis yang cukup dalam. Bagian-bagian tersebut terdiri dari :

  1. Pangkak : Mahkota emas berbentuk bunga cempaka atau mawar yang diselipkan di sela-sela konde.
  2. Tangkong : Pakaian berwarna gelap dengan model crop top yang terbuat dari brokat\beludru. Baju tangkong merupakan lambang dari keagungan wanita.
  3. Lempot : Selendang motif khas suku Sasak Lombok yang diletakan di pundak sebagai lambang kasih sayang kepada sesama manusia.
  4. Tongkak : Kain yang dililit di pinggang dan terbuat dari kain tenun khas suku Sasak. Kain ini melambangkan pengabdian terhadap tuhan, orang tua serta masyarakat.
  5. Kereng : Kain songket khas Lombok yang panjangnya sampai lutut/mata, melambangkan kesuburan dan kesopanan seorang wanita.
  6. Endit/pending : Aksesoris untuk menghiasi rambut, kuku atau sebagai anting.
  7. Biasanya ditambahkan juga bros, kalung, gelang tangan dan gelang kaki dari bahan perak. 

Kepercayaan yang Dianut Masyarakat Sasak

kepercayaan suku sasak
Sumber : infobudaya.net

Kepercayaan yang dianut masyarakat Sasak terus berganti seiring berjalannya waktu. Awalnya suku Sasak menganut ajaran Boda atau Sasak Boda yang menyembah roh leluhur. Setelah itu, suku Sasak mulai mengenal kepercayaan Hindu-Buddha. Barulah saat abad ke-16, agama Islam masuk ke pulau Lombok dan banyak masyarakat yang pindah ke agama Islam. Seperti julukannya “pulau seribu masjid”, sekarang masyarakat Lombok mayoritas memeluk Agama Islam.

Bahasa yang Digunakan Masyarakat Sasak

Sumber : wikipedia.com

Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat Sasak adalah bahasa Sasak. Bahasa Sasak memiliki kemiripan dengan bahasa Sumbawa dan Bali, ketiga bahasa tersebut masuk kedalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Sasak juga memiliki tingkatan bahasa yang penggunaannya disesuaikan dengan status sosial lawan bicara.

Wah, menarik banget tradisi dan budaya suku Sasak Lombok. Apalagi tradisi kawin lari yang dilakukan calon pengantin sebelum menikah, bener-bener suatu keunikan yang gak bisa kita lihat dari suku-suku lainnya. Indonesia masih memiliki puluhan suku lainnya yang menarik untuk dibahas. Kira-kira, Sobat MI pingin tau tentang suku apa nih? Coba deh kasih saran di kolom komentar!

Jangan lupa untuk terus membaca postingan kita ya Sobat MI. Caranya mudah kok. Dengan klik  disini. Rasakan manfaat, keasikan, dan keseruan mengenal indonesia melalui postingan di website dan akun social media mengenal indonesia.

Share this :

Leave a Comment