Mengenal Indonesia

rumah saoraja

Jenis dan Keunikan Rumah Adat Sulawesi Selatan, Bukan Cuma Rumah Tongkonan!

Share this :

Hai Sobat MI! Kalian tau gak sih kalau rumah adat Sulawesi Setan itu gak cuman rumah tongkonan, tapi ada rumah adat lainnya. Setiap rumah mempunyai karakteristik dan keunikannya sendiri-sendiri. Yuk, kita kepoin jenis-jenis dan keunikan rumah adat Sulawesi Selatan.

1. Rumah Tongkonan

rumah tongkonan
Sumber: wikimedia.org/Ribkha Tandepadang

Salah satu rumah adat yang paling terkenal dari Sulawesi Selatan adalah rumah Tongkonan. Sejarah dan filosofi yang sangat kental dengan kebudayaan masyarakat Toraja, membuat rumah tongkonan memiliki daya tarik sendiri. Terdapat 3 jenis rumah tongkonan, yaitu tongkonan layuk, tongkonan pekamberan dan tongkonan batu a’riri. Jenis rumah adat tongkonan dibagi atas dasar kedudukan penguasa atau penghuni rumahnya secara turun-temurun.

Keunikan rumah adat Sulawesi Selatan yang satu ini terletak pada desain bangunan dan ornamennya. Bangunan rumah tongkonan selalu menghadap ke utara, karena masyarakat Toraja percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari bagian utara. Selain itu, bentuk atap yang menyerupai perahu adalah kepercayaan bahwa dulu leluhur masyarakat Toraja pernah mengarungi lautan untuk mencapai pulau Sulawesi.

Percaya gak percaya, rumah tongkonan yang begitu besar dan kokoh ini dibangun tanpa menggunakan paku, hanya dari kayu aru atau kayu besi yang disusun sedemikian rupa. Tapi, rumah tongkonan baik atap maupun bangunannya dapat bertahan selama puluhan tahun jika dirawat dengan benar, lho.

Ornamen yang paling mencolok dari rumah tongkonan adalah patung kepala kerbau dan tanduk kerbau yang di pajang di depan rumah. Dalam filosofi masyarakat Toraja, kerbau melambangkan kemakmuran. Semakin banyak tanduk kerbau yang terpasang di depan rumah, maka semakin makmur pula perekonomian dan status sosial pemilik rumah tersebut.

BACA JUGA : Keunikan Rumah Adat Tongkonan Sulawesi Selatan

2. Rumah Boyang

Sama seperti rumah tongkonan, rumah boyang juga merupakan rumah panggung Sulawesi Selatan yang menggunakan batu sebagai pondasinya. Rumah ini adalah rumah adat suku Mandar yang tinggal di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Rumah boyan dibangun dengan kayu kualitas terbaik dan tak mudah lapuk. Namun, seiring perkembangan zaman, sudah ada rumah boyang modern yang dibangun menggunakan seng.

Rumah boyang sendiri ada dua jenis, yaitu boyang adaq dan boyang beasa. Perbedaannya adalah fungsinya dan status sosial pemiliknya. Boyang adaq digunakan untuk bangsawan. Ciri rumah boyang adaq yaitu memiliki dua susun anak tangga dan tumbaq layar sebagai lambang kebangsawanan. Sementara boyang beasa merupakan tempat tinggal rakyat biasa yang hanya memiliki satu susun anak tangga dan tidak terlalu megah.

Atap rumah boyang menggunakan atap rumbia dan sirap yang dibentuk prisma memanjang. Rumah ini adalah salah satu rumah panggung sulawesi selatan, terdapat tangga untuk masuk kedalam rumah, biasanya jumlahnya ganjil antara 7 sampai 13 anak tangga. Berbeda dengan rumah tongkonan yang menghadap utara, rumah boyang justru menghadap ke timur tempat matahari terbit atau arah kiblat untuk mengikuti ajaran agama Islam.

Setiap ingin membangun rumah adat, sangat penting diadakan musyawarah dan diskusi bagi suku Mandar. Biasanya musyawarah dipimpin oleh orang yang dituakan dan mengerti tentang adat istiadat. Status sosial seseorang sangat penting dalam pembangunan rumah boyang agar kita bisa mengetahui jenis rumah boyang yang akan dibangun.

Dalam kepercayaan suku Mandar, ada yang namanya putika, yaitu waktu baik dan waktu buruk. Pemilihan waktu juga tidak boleh sembarangan karena berhubungan dengan cita-cita, keselamatan dan rezeki dari sang pemilik rumah. Tidak disarankan membangun rumah di bulan Jumadil Awal, Dzulkaidah atau Safar.

BACA JUGA : Mengenal Rumah Adat Wae Rebo, Desa Diatas Awan yang Eksotis

3. Rumah Adat Suku Bugis

rumah saoraja
Sumber: direktoripariwisata.id

Sama seperti rumah adat Sulawesi lainnya, rumah adat suku Bugis juga berbentuk rumah panggung. Uniknya, pembangunan rumah ini tidak menggunakan pasak dan paku. Namun, bangunannya sangat kuat dan tahan lama jika dirawat dengan baik.

Kerangka rumah adat suku Bugis terdiri dari 3 bagian. Pertama di bagian paling bawah ada yang disebut awa bola, biasanya digunakan untuk tempat hewan ternak dan alat pertanian. Kemudian,di bagian tengah disebut ale kawa yang berisi kamar, ruang tamu, dapur, ruang keluarga dan ruang makan. Terakhir, bagian atas rumah tersebut adalah rakkeang yang berfungsi untuk menyimpan benda pusaka dan tempat tinggal anak perempuan yang belum menikah.

Salah satu keunikan rumah adat Sulawesi Selatan ini ada di pembagian jenis rumah. Ada 2 jenis rumah adat suku Bugis, yaitu rumah saoraja dan rumah bola. Seperti rumah ada Sulawesi lainnya, pemilihan kedua jenis rumah ini tergantung dari status sosial sang pemilik rumah. Rumah saoraja ditempati oleh kalangan bangsawan, sementara rumah bola ditempati rakyat biasa.

Perbedaannya dapat dilihat dari sambulayang atau tiang penyangga rumah. Sambulayang di rumah saoraja lebih banyak dibandingkan rumah bola. Semakin banyak tiang penyangga, maka kedudukan sosial sang pemilik rumah semakin tinggi.

BACA JUGA : Keunikan Rumah Adat Minangkabau, Rumah Gadang

Bukan hanya rumah adat Sulawesi Selatan, setiap rumah adat di Indonesia memiliki keunikannya tersendiri. Kalau rumah adat Sulawesi Selatan bukan hanya dijadikan tempat tinggal, tapi juga sebagai lambang status sosial.

Jangan lupa untuk terus membaca postingan kita ya Sobat MI. Caranya mudah kok. Dengan klik disini. Rasakan manfaat, keasikan, dan keseruan mengenal indonesia melalui postingan di website dan akun social media mengenal indonesia.

Share this :

Leave a Comment