Indonesia akan memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke 93 pada 28 Oktober 2021 ini. Peristiwa ini adalah peristiwa besar dan maha penting dalam perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.
Bahkan, begitu besar peranannya dapat dikatakan jika tidak ada peristiwa tersebut, Indonesia tidak akan memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945. Hal ini menunjukkan peristiwa itu merupakan cikal bakal Proklamasi 1945 yang melahirkan NKRI.
Sebagai salah satu tonggak kebangsaan Indonesia yang diperingati atau dikenang akan memberi bahan renungan sesuai dengan perkembangan tantangan permasalahan bangsa ini.
Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa kita harus memaknai dan mengetahui fakta-fakta seputar peristiwa bersejarah tersebut. Apa sajakah itu?
Baca juga: Upaya Belanda Menangani Banjir di Jakarta
1. Sumpah Pemuda Terjadi pada Kongres Pemuda II yang Diprakarsai oleh PPPI

Dalam sejarah Indonesia, dalam upaya membebaskan diri dari belenggu kolonialisme dibuktikan dengan bermunculannya organisasi pemuda. Organisasi yang awalnya bersifat kultural bertransformasi menjadi kelompok yang memperjuangkan dan membawa isu-isu nasionalisme dengan lebih mengedepankan diplomasi politik.
Organisasi tersebut di antaranya Tri Koro Darmo/Jong Java (1915), Jong Soematranen Bond (1917), Jong Islamieten Bond (1924), Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Roekoen dan Pemoeda Kaoem Betawi.
Namun, diantara organisasi tersebut yang bersifat kedaerahan dan kelompok khusus terdapat satu organisasi yang bersifat lintas primordial. Organisasi itu bernama Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia (PPPI).
PPPI adalah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia yang lahir setelah Kongres Pemuda I. PPPI memprakarsai dilaksanakannya Kongres Pemuda II, sekaligus peristiwa lahirnya ikrar pemuda.
2. Tokoh yang Terlibat dalam Perumusan Sumpah Pemuda

Perumusan teks Sumpah Pemuda dilakukan dengan cara mempertimbangkan masukan serta pendapat para tokoh dan peserta kongres selama pertemuan Kongres Pemuda berlangsung.
Tokoh tersebut di antaranya Soenario (penasehat panitia Kongres Pemuda II, Soegondo Djojopoespito (pemimpin Kongres Pemuda Indonesia II dan menghasilkan moto Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa: Indonesia.)
Djoko Marsaid (wakil ketua Kongres Pemuda), M.Yamin, Amir Syarifuddin Harahap, S.Mangoensarkoro, Kasman Singodimedjo, Mohammad Roem, A.K. Gani, Sie Kong Liong, dan J.Leimena.
Seperti yang kita ketahui teks Sumpah Pemuda bukan sekadar ikrar pemuda yang disusun dan dilakukan secara asal, tetapi butuh proses perumusan yang melibatkan tokoh-tokoh nasional beserta ide brilian di dalamnya.
3. Bahasa yang Digunakan pada Teks Sumpah Pemuda

Jika kita membaca isi Sumpah Pemuda, kita akan melihat penulisan dan ejaan bahasa yang digunakan berbeda dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia saat ini.
Rupanya, bahasa yang digunakan menggunakan ejaan van Ophuijsen yaitu ejaan yang digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda.
Ch. A. van Ophuijsen adalah orang Belanda yang menyusun tata bahasa baku bahasa Melayu, yaitu ejaan van Ophuijsen. Beberapa ciri ejaan van Ophuijsen di antaranya:
Huruf j dieja y, dan digunakan untuk menuliskan kata-kata, misalnya jang (yang), saja (saya), wajang (wayang).
Vokal oe dieja u untuk menuliskan kata-kata, misalnya doeloe (dulu), akoe (aku), repoeblik (republik).
Konsonan tj dieja menjadi c seperti Tjikini (Cikini), tcara (cara), pertjaya (percaya).
Huruf ch yang dieja kh seperti achir (akhir), chusus (khusus), machloek (makhluk).
Vokal ї untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran yang disuarakan tersendiri seperti diftong, misal mulaї dan ramaї, dan untuk menulis huruf y, misal Soerabaїa (Surabaya). (Mijianti, 2018)
4. Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Dikumandangkan pada Peristiwa Sumpah Pemuda

Salah satu tokoh yang terlibat dalam Kongres Pemuda adalah W.R Soepratman. Ia merupakan seorang pengarang dan pencipta lagu kebangsaan Indonesia, “Indonesia Raya”.
Ia juga memiliki gelar sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Bahkan, tanggal lahirnya ditetapkan sebagai hari musik nasional.
Selanjutnya, ia juga turut berkontribusi dalam peristiwa bersejarah ini, yaitu saat penutupan Kongres Pemuda II, ia memainkan sebuah lagu secara instrumental dengan biola yang kini dikenal sebagai lagu Indonesia Raya.
Pada saat itu, adalah kali pertama lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Seluruh peserta Kongres Pemuda II menjadi saksi diputarnya lagu sebagai cikal bakal lagu nasional kebangsaan Republik Indonesia.
Itulah fakta-fakta menarik seputar peristiwa Sumpah Pemuda. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa pemuda adalah agent of change, dan sebagai contoh konkretnya melalui perjuangan organisasi pemuda dalam memperjuangkan RI dari belenggu kolonialisme.
Referensi
Mijianti, Yerry. (2018) PENYEMPURNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA. BELAJAR BAHASA: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3 (1), h.113-126.
Suwirta, Andi. (2015). Memaknai Peristiwa Sumpah Pemuda dan Revolusi Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Pendidikan. SIPATAHOENAN 1 (1),
Widodo, Sutejo K. MEMAKNAI SUMPAH PEMUDA DI ERA REFORMASI. HUMANIKA 16 (9).
- Mengenal 5 Motif Batik Indonesia yang Populer - 26/12/2021
- Apa Aja Sih Program di Kampus Merdeka? - 26/12/2021
- Sejarah Pos Indonesia - 16/11/2021