Mengenal Indonesia

6 Keunikan Ini Hanya Kamu Temui di Desa Sade, Desa Wisata Lombok Tempat Bermukim Suku Sasak

Share this :

Halo, Sobat MI!

Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar kata Lombok? Salah satu pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini terkenal akan wisatanya yang eksotis.

Banyak pilihan tempat wisata yang bisa kamu kunjungi, salah satunya adalah Desa Sade. Kamu bisa mengunjungi desa wisata ini sebagai alternatif untuk berwisata budaya.

Desa yang merupakan salah satu dusun dari Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB ini merupakan kampung asli bagi Suku Sasak.

Berkunjung ke destinasi wisata ini akan membawa kesan tersendiri bagi wisatawan karena keramahan, keunikan adat-istiadat, dan beragamnya produk budaya Suku Sasak.

Nah, sebelum pergi ke sana, alangkah lebih baiknya kamu mengetahui enam keunikan yang akan kamu temui hanya di Desa Sade. Yuk, simak penjelasannya!

1. Mengepel Lantai Menggunakan Kotoran Kerbau

Bukan menggunakan pengepel lantai, di Desa Sade Lombok masyarakatnya terbiasa mengepel lantai rumah menggunakan kotoran kerbau atau sapi.

Mereka tidak mencampur kotoran tersebut dengan apa pun kecuali hanya sedikit air.

Menurut mereka, mengepel lantai menggunakan kotoran kerbau bermanfaat untuk mencegah serangga, terutama nyamuk, masuk ke dalam rumah.

Manfaat lainnya adalah menguatkan lantai, menghangatkan rumah, dan membersihkan lantai dari debu yang melekat. Kotoran kerbau juga dipercaya bisa menangkal serangan magis. Unik sekali, bukan?

2. Pohon Cinta

desa sade
Pohon Cinta di Desa Sade (tangkap layar / Instagram @henynraln)

Adanya pohon cinta di tempat wisata ini menjadi daya tarik tersendiri. Pasalnya, pohon ini berfungsi menjadi titik pertemuan sepasang kekasih, baik yang akan menikah maupun yang akan memadu cinta.

Pohon cinta sendiri berupa pohon nangka yang sudah tua dan terletak di tengah pemukiman warga. Dari pohon inilah laki-laki ‘menculik’ perempuan yang akan menjadi calon istrinya.

3. Tradisi Perjodohan dan Kawin Culik

Suku Sasak di Desa Sade sangat menjunjung tinggi kemurnian garis keturunan dengan memegang teguh tradisi perjodohan. Tidak heran, jika di sini semua warganya terjalin ikatan keluarga.

Proses pernikahannya pun unik. Di mana laki-laki yang ingin mengakhiri masa lajangnya harus berani menculik perempuan yang menjadi pujaan hatinya.

Bagi perempuan sendiri, syarat agar bisa melangkah ke jenjang pernikahan adalah harus bisa menenun.

4. Kain Tenun Khas Suku Sasak

Tahukah kamu, perempuan Suku Sasak mulai belajar menenun sejak berusia 7 hingga 10 tahun dan menjadi salah satu syarat agar bisa menikah.

Nah, salah satu produk dari kain tenun tersebut berupa kain songket dengan bahan baku perpaduan antara benang emas atau perak dan benang sutra atau katun.

Mereka memulai proses pembuatan kain tenun dengan memintal kapas menjadi benang. Lalu, mewarnainya dengan pewarna alami. Selanjutnya, benang ditenun menggunakan alat pemintal yang terbuat dari bambu dan kayu.

Lama pembuatan kain tenun berkisar dua minggu hingga tiga bulan, bergantung pada kerumitan pola dan panjang kain. Kain tenun yang sudah jadi mereka jual di koperasi yang dikelola bersama.

5. Pagelaran Atraksi Peresean

Pengelola Desa Sade biasanya akan menyuguhkan pagelaran atraksi paserean atau tari perang yang dilakukan oleh pemuda Suku Sasak bagi pengunjung.

Dalam tarian ini, dua pemuda saling berhadapan sambil membawa pemukul (penjalin) yang terbuat dari rotan dan tameng (ende) yang berbentuk segi empat dan terbuat dari kulit kerbau.

Tujuan dari peresean ini sebenarnya untuk meminta hujan ketika musim kemarau. Tenang saja, dalam tarian ini tidak akan ada yang terluka, apalagi sampai menumpahkan darah.

BACA JUGA: Lezatnya Ayam Taliwang Olahan Ayam Asal Lombok yang Mendunia, Sudah Coba?

6. Ragam Jenis Rumah

Bangunan rumah Suku Sasak di desa wisata Sade masih mempertahankan ciri khas tradisional, yaitu tiang dan dindingnya terbuat dari bambu dan atapnya terbuat dari alang-alang. Setiap rumahnya terdiri atas tiga bagian.

Bagian depan berguna sebagai tempat tidur orang tua dan kaum pria. Bagian dalam berfungsi untuk menyimpan lumbung hasil pertanian dan tempat tidur khusus perempuan.

Sedangkan bagian ketiga berupa ruangan kecil yang berguna untuk tempat melahirkan. Selain itu, terdapat tiga tipe rumah yang pembagiannya berdasarkan dari penggunaannya.

‘’Bale Kodong’’ berguna untuk orang tua menghabiskan masa tuanya. Fungsi lainnya, sebagai tempat warga desa yang baru menikah.

‘’Bale Bonter’’ merupakan rumah yang khusus dimiliki oleh pejabat desa. Terakhir, ‘’Bale Tani’’ berfungsi sebagai tempat tinggal.

Terdapat satu jenis rumah yang terlarang untuk dikunjungi oleh wisatawan, yaitu rumah penyimpanan pusaka.

BACA JUGA: Prediksi Tren Wisata Indonesia 2023, Workation Jadi Favorit

Itu dia enam keunikan yang akan Sobat MI temui ketika mengunjungi Desa Sade. Mengunjungi tempat wisata ini kamu akan mendapatkan pengalaman berwisata yang berbeda karena merupakan perpaduan wisata budaya dan alam.

Jangan lupa untuk terus membaca postingan kami, ya, Sobat MI. Caranya mudah, kok. Dengan klik di sini. Rasakan manfaat, keasikan, dan keseruan mengenal Indonesia melalui postingan di website dan akun sosial media Mengenal Indonesia.

Share this :

Leave a Comment